Tema: Prasangka, Diskriminasi, dan Etnosentrisme
“Jangan temenan sama dia, dia jelek!”
“Ogah amat pacaran sama dia, miskin”
“Perempuan tuh harusnya main boneka, bukan main futsal!”
Pernahkah kalian mengalami hal seperti di atas? Kalau pernah, bagaimana
rasanya? Sakit hati? Kesal? Marah? Atau bahkan biasa saja karena hal tersebut sudah
sering kalian alami? Atau…kalian pernah melakukan hal tersebut kepada orang
lain? Kalau iya, tolong hentikan, sebab hal tersebut bisa menyakiti hati orang
lain. Selain membuat orang sedih, perilaku membeda-bedakan atau diskriminasi
juga bisa membuat seseorang menjadi minder dan menggangu mental seseorang. Sebelum
membahas lebih lanjut tentang diskriminasi, saya akan memberikan sedikit
penjelasan tentang diskriminasi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), diskriminasi adalah pembedaan
perlakuan terhadap sesama warga negara berdasarkan warna kulit, golongan, suku,
ekonomi, agama, dan sebagainya.
·
Diskriminasi
kelamin, yaitu pembedaan sikap dan perlakuan terhadap sesama manusia
berdasarkan perbedaan jenis kelamin
·
Diskriminasi
ras, yaitu anggapan segolongan ras tertentu bahwa rasnya itulah yang
paling unggul dibandingkan dengan golongan ras lain, disebut rasisme
·
Diskriminasi
rasial, yaitu pembedaan sikap dan perlakuan terhadap kelompok masyarakat
tertentu karena perbedaan warna kulit
·
Diskriminasi
sosial pembedaan sikap dan perlakuan terhadap sesama manusia berdasarkan
kedudukan sosialnya
Pengertian lain, diskriminasi adalah tindakan memperlakukan satu orang
atau satu kelompok secara kurang adil atau daripada orang atau kelompok yang
lain. Diskriminasi dapat bersifat langsung atau tidak langsung. Diskriminasi
langsung terjadi saat hukum,
peraturan atau kebijakan jelas-jelas menyebutkan karakteristik tertentu,
seperti jenis kelamin,
ras, dan sebagainya, dan menghambat adanya peluang yang sama, sedangkan diskriminasi
tidak langsung terjadi saat peraturan yang bersifat netral menjadi
diskriminatif saat diterapkan di lapangan. Diskriminasi dapat dilakukan oleh
individu, kelompok, atau kebijakan dan praktik organisasi.
Di Indonesia masih banyak terjadi diskriminasi, baik itu diskriminasi
kelamin maupun sosial, salah satu contohnya adalah adik saya, Tari. Tari memiliki
kulit yang lebih gelap dibandingkan dengan kedua saudaranya sehingga tetangga dan
saya sendiri sering memanggilnya “item”. Awalnya saya pikir hal itu biasa saja
karena saya juga cuma bercanda, tetapi ketika saya nanya ke Desta, ternyata dia
sempat merasa sedih ketika dipanggil “item” walaupun sekarang sudah biasa saja
karena sudah biasa dipanggil seperti itu. Tari adalah seorang anak perempuan,
tetapi hobinya adalah bermain sepak bola. Karena hal ini juga Tari merasa
terdiskriminasi oleh orang-orang di sekitarnya. Namun, hal tersebut tidak
menjadi penghalang untuk Tari. Dia tetap saja pada pendiriannya, bermain bola. Alhasil,
sekarang dia menjadi kapten futsal di sekolahnya dan menjuarai banyak
perlombaan tingkat sekolah atas.
Sekian tulisan saya, semoga kalian bisa mengambil hikmah dari kisah di
atas. Terima kasih sudah membacaJ
Sumber:
http://kbbi.web.id/diskriminasi
https://id.wikipedia.org/wiki/Diskriminasi