Kamis, 15 Oktober 2015

PUDARNYA KEBANGGAAN NASIONAL

Tema: Penduduk, Masyarakat, dan Kebudayaan


“Dari Sabang sampai Merauke, berjajar pulau-pulau….”
Kalian pasti kenal dengan sepenggal lirik di atas, tetapi apakah kalian tahu arti dari sepenggal lirik di atas? Sepenggal lirik di atas berarti bahwa Indonesia adalah negara sangat kaya akan budaya dan bahasanya. Mengapa demikian? Seperti yang kita tahu, Indonesia terdiri dari banyak pulau, dimana pulau-pulau tersebut juga memiliki bahasa dan kebudayaan sendiri yang berbeda-beda, sungguh luar biasaaa!
Kita sepatutnya bangga dengan apa yang negara kita miliki, sebab apabila kita cuek, kita dapat kehilangan kebudayaan negara ini, bahkan kecolongan oleh negara tetangga. Sebab itu, kita sebagai warga Indonesia yang baik harus menjaga dan melestarikan kebudayaan negara ini, kebudayaan Indonesia, agar anak-cucu di masa depan bisa menikmati indahnya kebudayaan tersebut.


Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan kebanggan nasional? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kebanggaan adalah kebesaran hati; perasaan bangga; kepuasan diri, sedangkan nasional adalah sikap jiwa yang terwujud; tampak pada sikap menghargai warisan budaya, hasil karya, dan hal lain yang menjadi milik bangsa sendiri. Jadi, ,menurut saya, kebanggaan nasional adalah rasa bangga akan warisan budaya, hasil karya, dan hal lainnya yang menjadi milik bangsa sendiri, seperti makanan, lagu-lagu, serta produk-produk hasil buatan tangan anak Indonesia.
Namun, seiring dengan berkembangnya zaman, masyarakat dan teknologi pun juga semakin berkembang, hal itu dapat memudahkan masyarakat Indonesia untuk mendapatkan informasi tentang negara luar, baik itu kebudayaannya, bahasanya, atau produk-produk hasil negaranya. Menurut saya, hal itu sebenarnya baik untuk negara kita apabila kita dapat memilih dan memilah informasi-informasi yang didapat dengan baik dan benar lalu menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Disini, saya mengambil contoh dari kebiasaan orang jepang yang membuang sampah yang telah dipisahkan sesuai jenisnya sesuai dengan jadwalnya. Akan tetapi,  yang terjadi justru sebaliknya. Sebagian masyarakat langsung mengambil semua informasi yang mereka dapatkan tanpa menyaringnya terlebih dahulu. Disini saya mengambil contoh tentang gaya hidup masyarakat luar negeri yang bebas.
Dewasa ini, perkembangan teknologi menjadi salah satu sebab pudarnya kebanggaan nasional dalam diri masyarakat Indonesia. Terlhat dari maraknya produk-produk impor di Indonesia, seperti baju, tas, bahkan bahan makanan. Hal tersebut disebabkan karena sebagian dari mereka mungkin beranggapan kalau memakai produk luar negeri itu bisa membuat dirinya menjadi lebih keren, padahal produk lokal pun tak kalah kerennya! Sebagaimana sekarang banyak produk-produk dari Indonesia yang laris terjual di pasar internasional. Selain itu, banyak juga masyarakat yang lebih hafal lagu luar negeri dibanding lagu asal daerahnya. Padahal, lagu daerah adalah salah satu warisan budaya Indonesia.
Perkembangan terkonogi juga menyebabkan pudarnya kebanggaan akan bahasa kesatuan. Terlihat dari banyaknya masyarakat yang lebih bersemangat untuk belajar bahasa asing dibanding dengan bahasa Indonesia yang dapat dilihat dari lebih tingginya nilai pelajaran bahasa asing daripada bahasa Indonesia. Bisa menguasai bahasa asing memang keren, tetapi bisa menguasai bahasa kesatuan, bahasa Indonesia dan bahasa asing lainnya, menurut saya itu jauh lebih keren!
Pudarnya kebanggaan nasional dalam diri masyarakat Indonesia dapat dicegah dengan hal-hal di bawah ini, yaitu sebagai berikut:
·                   Pemerintah harus mengayomi dan melindungi keaslian dan perkembangan secara estetis kesenian rakyat tersebut tanpa harus mengubah dan menyesuaikan dengan kebijakan-kebijakan politik
·                   Mahasiswa harus membantu mempromosikan dan mengenalkan budaya, kesenian, dan produk-produk Indonesia kepada masyarakat global
Masyarakat harus menjaga dan mencintai budaya, kesenian, dan produk-produk yang ada pada daerahnya masing-masing dan mengajarkan kepada generasi muda sehingga kebanggaan nasional tersebut tidak pudar dan kebudayaan tersebut tidak punah.


Referensi: 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar