Senin, 28 Desember 2015

SUATU HARI DI PELOSOK DESA

Tema: Masyarakat Perkotaan dan Masyarakat Pedesaan

Halooo the readers apa kabarnya nihh? Baik kah? Saya mau berbagi pengalaman ketika saya berlibur di kampung halaman di Pemalang, Jawa Tengah dan ketika saya dan teman-teman SMA saya melakukan kunjungan ke suatu desa yang terletak di daerah gunung halimun, Jawa Barat. Sebelumnya, saya akan menjelaskan terlebih dahulu apa itu masyarakat pedesaan dan ciri-cirinya.
Masyarakat memiliki arti yang luas dan sempit. Dalam arti luas, masyarakat adalah keseluruhan hubungan dalam hidup bersama dan tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa, dan sebagainya. Dalam arti sempit, masyarakat adalah sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu, misalnya territorial, bangsa, golongan dan sebagainya.
Masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang tinggal di suatu kawasan, wilayah, teritorial tertentu yang disebut desa. Masyarakat pedesaan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
·        Didalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas wilayahnya.
·        Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan.
·        Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian.
·        Masyarakatnya homogen, seperti dalam hal  mata pencaharian, agama, adat istiadat, dan sebagainya.
Ciri-ciri di atas sangat sesuai dengan apa yang saya alami pada cerita saya berikut ini. Satu setengah tahun yang lalu, saya dan teman-teman SMA saya melakukan kunjungan ke suatu desa di daerah gunung halimun, Jawa Barat. Untuk mencapai desa tersebut, kami harus mengganti kendaraan yang semula bus menjadi truk. Hal itu karena medannya yang ekstrem dan jalannya bebatuan. Setelah sampai, kami menginap di salah satu rumah penduduk. Di sana tidak ada televisi dan penerangannya pun masih kurang, warung juga jauh letaknya. Esok paginya, saya berkeliling bersama teman-teman dan pemandangan yang kami lihat hanya perkebunan teh dan sawah, tidak ada gedung-gedung pencakar langit, akan tetapi, itulah keindahan alam yang sebenarnya. Pemandangan yang jarang terlihat di kota. Lanjut ke cerita berikutnya, di kampung saya juga begitu, jarang terlihat gedung-gedung pencakar langit, yang ada hanya sawah dan sawah. Dahulu, di kampung saya sulit sekali mendapat sinyal, saluran televisi juga cuma sedikit, tetapi sekarang sudah ada kemajuan. Sekarang, jalanan juga sudah diaspal walaupun sebelumnya masih bebatuan. Moda transport di kampung saya juga terbatas, hanya ada sepeda, andong, perahu, dan angkot yang sedikit jumlahnya. Selain itu, sekolahan juga sulit ditemui. Sekolah bagus kebanyakan berada di kota, dan itu jaraknya sangat jauh dari kampung saya. Akan tetapi, entah mengapa saya betah berada di kampung. Rasa kekeluargaan di sana sangat terasa, contohnya ketika hari lebaran tiba. Kami semua yang berada di desa tersebut saling mengunjungi dan maaf-maafan. Selain itu, karena di kampung saya sinyalnya susah, jadi saya dan keluarga saya lebih banyak berkumpul bersama daripada bermain handphone yang lebih sering digunakan ketika berada di kota.
saat menanjak bersama teman kelas 12 IPA 1 di gunung Halimun
pemandangan dari halaman depan rumah di kampung saya. Pemalang, Jawa Tengah
Berdasarkan cerita di atas, dapat disimpulkan bahwa masih banyak permasalahan yang berada di desa yang harus segera ditanggulangi oleh pemerintah. Permasalahan itu seperti moda transportasi, lembaga pendidikan, penyaluran listrik, dan lain sebagainya. Kita sebagai pemuda juga harus lebih peduli tentang kehidupan sekitar kita, jangan hanya mau enaknya saja minta sama pemerintah. Kita juga harus ikut andil dalam membenahi permasalahan-permasalahan yang berada di desa.



Sumber:
http://visiuniversal.blogspot.co.id/2014/12/pengertian-dan-perbedaan-masyarakat.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar