Tema: Masyarakat Perkotaan dan Masyarakat Pedesaan
Halooo the readers apa
kabarnya nihh? Baik kah? Saya mau berbagi pengalaman ketika saya berlibur di
kampung halaman di Pemalang, Jawa Tengah dan ketika saya dan teman-teman SMA
saya melakukan kunjungan ke suatu desa yang terletak di daerah gunung halimun,
Jawa Barat. Sebelumnya, saya akan menjelaskan terlebih dahulu apa itu
masyarakat pedesaan dan ciri-cirinya.
Masyarakat memiliki arti yang luas
dan sempit. Dalam arti luas, masyarakat adalah keseluruhan hubungan dalam hidup
bersama dan tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa, dan sebagainya. Dalam arti
sempit, masyarakat adalah sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek
tertentu, misalnya territorial, bangsa, golongan dan sebagainya.
Masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang
tinggal di suatu kawasan, wilayah, teritorial tertentu yang disebut desa. Masyarakat
pedesaan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
·
Didalam
masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam
dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas
wilayahnya.
·
Sistem
kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan.
·
Sebagian
besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian.
·
Masyarakatnya homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat istiadat, dan
sebagainya.
Ciri-ciri di atas sangat sesuai
dengan apa yang saya alami pada cerita saya berikut ini. Satu setengah tahun yang lalu, saya dan teman-teman SMA saya melakukan
kunjungan ke suatu desa di daerah gunung halimun, Jawa Barat. Untuk mencapai
desa tersebut, kami harus mengganti kendaraan yang semula bus menjadi truk. Hal
itu karena medannya yang ekstrem dan jalannya bebatuan. Setelah sampai, kami
menginap di salah satu rumah penduduk. Di sana tidak ada televisi dan penerangannya
pun masih kurang, warung juga jauh letaknya. Esok paginya, saya berkeliling
bersama teman-teman dan pemandangan yang kami lihat hanya perkebunan teh dan
sawah, tidak ada gedung-gedung pencakar langit, akan tetapi, itulah keindahan
alam yang sebenarnya. Pemandangan yang jarang terlihat di kota. Lanjut ke
cerita berikutnya, di kampung saya juga begitu, jarang terlihat gedung-gedung
pencakar langit, yang ada hanya sawah dan sawah. Dahulu, di kampung saya sulit
sekali mendapat sinyal, saluran televisi juga cuma sedikit, tetapi sekarang
sudah ada kemajuan. Sekarang, jalanan juga sudah diaspal walaupun sebelumnya
masih bebatuan. Moda transport di kampung saya juga terbatas, hanya ada sepeda,
andong, perahu, dan angkot yang sedikit jumlahnya. Selain itu, sekolahan juga
sulit ditemui. Sekolah bagus kebanyakan berada di kota, dan itu jaraknya sangat
jauh dari kampung saya. Akan tetapi, entah mengapa saya betah berada di
kampung. Rasa kekeluargaan di sana sangat terasa, contohnya ketika hari lebaran
tiba. Kami semua yang berada di desa tersebut saling mengunjungi dan
maaf-maafan. Selain itu, karena di kampung saya sinyalnya susah, jadi saya dan
keluarga saya lebih banyak berkumpul bersama daripada bermain handphone yang lebih sering digunakan
ketika berada di kota.
saat menanjak bersama teman kelas 12 IPA 1 di gunung Halimun |
pemandangan dari halaman depan rumah di kampung saya. Pemalang, Jawa Tengah |
Berdasarkan cerita di atas, dapat disimpulkan bahwa masih banyak
permasalahan yang berada di desa yang harus segera ditanggulangi oleh
pemerintah. Permasalahan itu seperti moda transportasi, lembaga pendidikan,
penyaluran listrik, dan lain sebagainya. Kita sebagai pemuda juga harus lebih
peduli tentang kehidupan sekitar kita, jangan hanya mau enaknya saja minta sama
pemerintah. Kita juga harus ikut andil dalam membenahi permasalahan-permasalahan
yang berada di desa.
Sumber:
http://visiuniversal.blogspot.co.id/2014/12/pengertian-dan-perbedaan-masyarakat.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar