Senin, 15 Juni 2015

TUGAS ARTIKEL 9

Kado untuk Sahabat
Hai, namaku Nakila. Orang-orang biasa manggil aku Kila. Aku adalah salah satu siswi SMA favorit di Jakarta, dan hari ini adalah hari kelulusanku. Aku senang bercampur sedih. Senang karena akhirnya aku tidak lagi menjadi anak SMA yang mempunyai banyak tugas, dan sedih karena Dina tidak hadir disini bersamaku. Ya, Dina adalah sabahat ku, sahabat terbaikku. Kami bersahabat sejak kami masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Alasannya sangat sederhana, kami sama-sama menyukai grup vocal asal Irlandia, Westlife.
***
            Hari ini aku pergi ke sekolah membawa handphone baru ku. Dan sesuai tradisi dikelasku, anak-anak yang membawa handphone akan saling bertukar handphone untuk melihat-lihat gallerynya. Aku bertukar handphone dengan Dina. Ketika sedang asik melihat gallery miliknya, tiba-tiba ada suara yang mengagetkanku. “KILA KAMU SUKA WESTLIFE JUGA???! AAAH KITA SAMAAN!! AKU JUGA SUKA WESTLIFE!”, Dina teriak tepat dibelakangku. Aku yang sebal karena di teriaki seperti itu akhirnya membalas, “IYA DINA AKU SUKA TAPI KAMU NGOMONGNYA JANGAN TERIAK-TERIAK DONG AKU KAN JADI KAGET!!”, Dina meminta maaf karena telah mengagetkanku. Sejak saat itu, kami jadi sering mengobrol dan itulah awal dari persahabatan kami.
Semakin hari kami semakin dekat. Hingga pada akhirnya kami harus berpisah ketika lulus SD. Aku  memutuskan untuk bersekolah di SMPN 30 dan Dina di SMPN 111. Walaupun berbeda sekolah, itu tidak membuat kami semakin jauh, melainkan lebih dekat. Kami sering sms-an, chatting-an, dan juga ketemuan. Obrolan kami tidak hanya seputar Westlife, sekarang sudah berkembang menjadi obrolan anak SMP yang sedang labil-labilnyanya. Waktu cepat berlalu, tak terasa aku sudah melewati Ujian Nasional untuk yang ke-2 kalinya. Aku bingung harus melanjutkan sekolah kemana. Sebenarnya aku ingin sekali masuk sekolah SMAN 78, tetapi niat itu dihanguskan oleh si Dina ketika ia bermain ke rumahku dan berkata, “...udah gak usah bingung Kil. SMAN 8 juga gak kalah bagus kok sama 78. Nih ya Kil, kalo lo masuk 8, kita bisa bareng! Berangkat bareng, pulang bareng, main bareng. Tuh, seru kan!”. Aku akhirnya tergoda juga, lalu aku bilang ke orang tua ku kalau aku ingin melanjutkan sekolah ke SMAN 8, alhamdulillah mereka mengizinkan.
***
Untuk menjadi siswi SMAN 8 ternyata tidak mudah. Aku harus melewati beberapa tes sebelumnya. Hari ini dilaksanakannya Tes Masuk SMAN 8 Jakarta. Aku dan Dina sudah siap untuk menghadapi tes ini. Kami berharap kami dapat menjadi siswi disekolah ini bersama-sama. Dan akhirnya harapan kami dikabulkan. Tanggal 5 Juli 2011, kami resmi menjadi siswi SMAN 8 Jakarta dan sebelumnya kami juga menerima kabar baik. Ya, kami lulus Sekolah Menengah Pertama dengan nilai yang memuaskan.
***
Hari ini adalah hari pertamaku bersekolah di SMAN 8. Dan sesuai dengan rencana kami waktu itu, Aku dan Dina berangkat ke sekolah bersama-sama. Sungguh menyenangkan. Hari-hariku menjadi anak SMA berjalan begitu cepat dan melelahkan. Sekarang aku sudah kelas 12. Ketika sedang belajar di kelas, tiba-tiba Dina datang dan berteriak dengan hebohnya, “KILAAAA! WESTLIFE MAU NGADAIN MEET AND GREET DISINI NANTI DESEMBER!! AYO KITA BELI TIKETNYA KIL!!!”. Aku yang sedang belajar langsung saja menutup buku pelajaranku dan berteriak senang bersama Dina. “YEAYYY!”.
***
Malamnya aku mendapat informasi kalau ada suatu situs yang mengadakan quiz dan hadiahnya adalah 2 tiket Meet and Greet bersama Westlife. Aku pun langsung memberi tahu Dina dan kami sepakat untuk mengikuti quiz itu. Dan alhamdulillah kami memenangkan quiz tersebut.
Tepat 5 hari sebelum Meet and Greet itu berlangsung, Aku janjian dengan Dina untuk pergi ke suatu toko souvenir untuk membeli cinderamata untuk para personel Westlife. Di perjalanan, Dina mengalami kecelakaan. Motornya ditabrak oleh mobil yang tidak bertanggung jawab. Dina segera dibawa ke rumah sakit, tetapi kondisi Dina sangat parah. Ia tak sadarkan diri.
***
Hari ini seharusnya menjadi hari yang sangat indah untuk Aku dan Dina, karena hari ini kami akan bertemu idola kami. Tetapi ternyata justru kebalikannya. Sudah 5 hari Dina tidak sadarkan diri. Sebenarnya aku tidak ingin mendatangi acara Meet and Greet itu, tetapi aku teringat ucapan Dina, “Kil, kalau nanti gue gak sempet ketemu Westlife, gue titip salam aja ya buat mereka. Gue juga mau lo fotoin mereka buat gue, oke?” yang saat itu hanya aku iya kan. Karena tidak ingin mengecewakan Dina, aku pun berangkat ke acara Meet and Greet itu dengan membawa sehelai karton yang bertuliskan “semoga cepat sembuh, Dina!:)” yang tadi aku buat dirumah. Sesampainya ditempat, aku dan seluruh peserta Meet and Greet disambut hangat oleh Westlife. Tak lupa dengan pesan Dina, sebelum acara berakhir, aku memberanikan diri untuk meminta para personel Westlife untuk menyanyikan sebuah lagu untuk Dina dan meminta foto bersama mereka dengan memegang tulisan yang tadi aku buat. Tak kusangka, mereka menyetujuinya. Ketika acara berakhir, aku segera pulang karena sudah tidak sabar untuk menunjukkan foto dan rekaman itu kepad Dina. Di perjalanan aku senyam-senyum sendiri karena akhirnya aku dapat bertemu idolaku. Ternyata mereka sangat baik dan ramah.
Sesampainya di rumah sakit, aku langsung menuju kamar Dina. Seperti hari-hari sebelumnya, Dina masih tak sadarkan diri. Aku berinisiatif untuk memainkan rekaman tersebut dengan harapan Dina akan bangun. Harapanku dikabulkan. Setelah beberapa detik rekaman itu dimainkan, Dina sadar dan tersenyum kepadaku. Aku juga menunjukkan foto ku bersama idola kami, Westlife. Dina tersenyum lagi dan mengatakan, “Terimakasih ya Kila, lo memang sahabat terbaik gue. Gue titip Orang Tua gue ya :-)”. Sesaat setelah itu, Dina tidur untuk selama-lamanya.

Selesai

Cerpen di atas adalah cerpen yang saya buat ketika saya kelas duduk di bangku SMA, tepatnya saat saya kelas 10.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar