Kado
untuk Sahabat
Hai,
namaku Nakila. Orang-orang biasa manggil aku Kila. Aku adalah salah satu siswi SMA
favorit di Jakarta, dan hari ini adalah hari kelulusanku. Aku senang bercampur
sedih. Senang karena akhirnya aku tidak lagi menjadi anak SMA yang mempunyai
banyak tugas, dan sedih karena Dina tidak hadir disini bersamaku. Ya, Dina
adalah sabahat ku, sahabat terbaikku. Kami bersahabat sejak kami masih duduk di
bangku Sekolah Dasar. Alasannya sangat sederhana, kami sama-sama menyukai grup
vocal asal Irlandia, Westlife.
***
Hari ini aku pergi ke sekolah
membawa handphone baru ku. Dan sesuai
tradisi dikelasku, anak-anak yang membawa handphone
akan saling bertukar handphone untuk
melihat-lihat gallerynya. Aku
bertukar handphone dengan Dina. Ketika sedang asik melihat gallery miliknya, tiba-tiba ada suara yang mengagetkanku. “KILA
KAMU SUKA WESTLIFE JUGA???! AAAH KITA SAMAAN!! AKU JUGA SUKA WESTLIFE!”, Dina
teriak tepat dibelakangku. Aku yang sebal karena di teriaki seperti itu
akhirnya membalas, “IYA DINA AKU SUKA TAPI KAMU NGOMONGNYA JANGAN TERIAK-TERIAK
DONG AKU KAN JADI KAGET!!”, Dina meminta maaf karena telah mengagetkanku. Sejak
saat itu, kami jadi sering mengobrol dan itulah awal dari persahabatan kami.
Semakin
hari kami semakin dekat. Hingga pada akhirnya kami harus berpisah ketika lulus
SD. Aku memutuskan untuk bersekolah di
SMPN 30 dan Dina di SMPN 111. Walaupun berbeda sekolah, itu tidak membuat kami
semakin jauh, melainkan lebih dekat. Kami sering sms-an, chatting-an, dan juga ketemuan. Obrolan kami tidak hanya seputar
Westlife, sekarang sudah berkembang menjadi obrolan anak SMP yang sedang labil-labilnyanya.
Waktu cepat berlalu, tak terasa aku sudah melewati Ujian Nasional untuk yang
ke-2 kalinya. Aku bingung harus melanjutkan sekolah kemana. Sebenarnya aku
ingin sekali masuk sekolah SMAN 78, tetapi niat itu dihanguskan oleh si Dina
ketika ia bermain ke rumahku dan
berkata, “...udah gak usah bingung Kil. SMAN 8
juga gak kalah bagus kok sama 78. Nih ya Kil, kalo lo masuk 8, kita bisa
bareng! Berangkat bareng, pulang bareng, main bareng. Tuh, seru kan!”. Aku akhirnya
tergoda juga, lalu aku bilang ke orang tua ku kalau aku ingin melanjutkan
sekolah ke SMAN 8, alhamdulillah mereka mengizinkan.
***
Untuk
menjadi siswi SMAN 8 ternyata tidak mudah. Aku harus melewati beberapa tes
sebelumnya. Hari ini dilaksanakannya Tes Masuk SMAN 8 Jakarta. Aku dan Dina sudah
siap untuk menghadapi tes ini. Kami berharap kami dapat menjadi siswi disekolah
ini bersama-sama. Dan akhirnya harapan kami dikabulkan. Tanggal 5 Juli 2011,
kami resmi menjadi siswi SMAN 8 Jakarta dan sebelumnya kami juga menerima kabar
baik. Ya, kami lulus Sekolah Menengah Pertama dengan nilai yang memuaskan.
***
Hari
ini adalah hari pertamaku bersekolah di SMAN 8. Dan sesuai dengan rencana kami
waktu itu, Aku dan Dina berangkat ke sekolah bersama-sama. Sungguh menyenangkan.
Hari-hariku menjadi anak SMA berjalan begitu cepat dan melelahkan. Sekarang aku
sudah kelas 12. Ketika sedang belajar di kelas, tiba-tiba Dina datang dan
berteriak dengan hebohnya, “KILAAAA! WESTLIFE MAU NGADAIN MEET AND GREET DISINI NANTI DESEMBER!! AYO KITA BELI TIKETNYA KIL!!!”.
Aku yang sedang belajar langsung saja menutup buku pelajaranku dan berteriak
senang bersama Dina. “YEAYYY!”.
***
Malamnya
aku mendapat informasi kalau ada suatu situs yang mengadakan quiz dan hadiahnya adalah 2 tiket Meet and Greet bersama Westlife. Aku pun
langsung memberi tahu Dina dan kami sepakat untuk mengikuti quiz itu. Dan alhamdulillah kami
memenangkan quiz tersebut.
Tepat
5 hari sebelum Meet and Greet itu
berlangsung, Aku janjian dengan Dina untuk pergi ke suatu toko souvenir untuk membeli cinderamata untuk
para personel Westlife. Di perjalanan, Dina mengalami kecelakaan. Motornya
ditabrak oleh mobil yang tidak bertanggung jawab. Dina segera dibawa ke rumah
sakit, tetapi kondisi Dina sangat parah. Ia tak sadarkan diri.
***
Hari
ini seharusnya menjadi hari yang sangat indah untuk Aku dan Dina, karena hari
ini kami akan bertemu idola kami. Tetapi ternyata justru kebalikannya. Sudah 5
hari Dina tidak sadarkan diri. Sebenarnya aku tidak ingin mendatangi acara Meet and Greet itu, tetapi aku teringat
ucapan Dina, “Kil, kalau nanti gue gak sempet ketemu Westlife, gue titip salam
aja ya buat mereka. Gue juga mau lo fotoin mereka buat gue, oke?” yang saat itu
hanya aku iya kan. Karena tidak ingin mengecewakan Dina, aku pun berangkat ke
acara Meet and Greet itu dengan
membawa sehelai karton yang bertuliskan “semoga cepat sembuh, Dina!:)” yang
tadi aku buat dirumah. Sesampainya ditempat, aku dan seluruh peserta Meet and Greet disambut hangat oleh
Westlife. Tak lupa dengan pesan Dina, sebelum acara berakhir, aku memberanikan
diri untuk meminta para personel Westlife untuk menyanyikan sebuah lagu untuk
Dina dan meminta foto bersama mereka dengan memegang tulisan yang tadi aku
buat. Tak kusangka, mereka menyetujuinya. Ketika acara berakhir, aku segera
pulang karena sudah tidak sabar untuk menunjukkan foto dan rekaman itu kepad
Dina. Di perjalanan aku senyam-senyum sendiri karena akhirnya aku dapat bertemu
idolaku. Ternyata mereka sangat baik dan ramah.
Sesampainya
di rumah sakit, aku langsung menuju kamar Dina. Seperti hari-hari sebelumnya,
Dina masih tak sadarkan diri. Aku berinisiatif untuk memainkan rekaman tersebut
dengan harapan Dina akan bangun. Harapanku dikabulkan. Setelah beberapa detik
rekaman itu dimainkan, Dina sadar dan tersenyum kepadaku. Aku juga menunjukkan
foto ku bersama idola kami, Westlife. Dina tersenyum lagi dan mengatakan, “Terimakasih
ya Kila, lo memang sahabat terbaik gue. Gue titip Orang Tua gue ya :-)”.
Sesaat setelah itu, Dina tidur untuk selama-lamanya.
Selesai
Cerpen di atas adalah cerpen yang saya buat ketika saya kelas duduk di bangku SMA, tepatnya saat saya kelas 10.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar