Minggu, 12 Oktober 2014

Manusia dan Penderitaan



I. MANUSIA DAN PENDERITAAN
A. PENGERTIAN PENDERITAAN
            Penderitaan berasal dari kata derita yang berasal dari bahasa sansekerta dhra yang berarti menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin.
            Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan itu bertingkat-tingkat, ada yang berat dan ada yang ringan. Namun, peranan individulah yang menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan tersebut.
            Penderitaan akan dialami oleh semua orang. Hal itu sudah merupakan risiko hidup. Tuhan tidak hanya memberikan kesenangan kepada umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan atau kesedihan agar manusia sadar untuk tidak memalingkan dari-Nya. Untuk itu pada umumnya manusia telah diberikan tanda dan peringatan sebelumnya, namun manusia kurang memperhatikan peringatan tersebut sehingga manusia mengalami penderitaan.

B. SIKSAAN
            Siksaan dapat berupa siksaan badan atau jasmani dan juga dapat berupa siksaan jiwa atau rohani. Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbullan penderitaan.
            Siksaan yang dialami manusia dalam kehidupan sehari-hari banyak terjadi dan banyak dibaca di berbagai media massa. Hal-hal mengenai penderitaan seperti pembunuhan, pemerkosaan, pencurian, dan sebagainya dapat menjadi sumber keuntungan, karena dengan mengekspose berita-berita seperti itu koran menjadi cukup laku. Seperti yang dilakukan oleh sebuah harian ibu kota yang halaman pertamanya sebagian besar mengenai siksaan. Siksaan seperti pencurian, pemerkosaan, dan sebagainya merupakan siksaan yang sifatnya fisik.
            Siksaan yang sifatnya psikis misalnya kebimbangan, kesepian, dan ketakutan.
Kebimbangan dialami oleh seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapat menentukan pilihan mana yang akan diambil. Akibat dari kebimbangan seseorang berada dalam keadaan yang tidak menentu, sehingga ia merasa hidupnya tersiksa saat itu. Bagi orang yang lemah berpikirnya, masalah kebimbangan akan lama dialami, sehingga siksaan itu berkepanjangan. Akan tetapi, bagi orang yang kuat berpikirnya, ia akan cepat mengambil suatu keputusan, sehingga kebimbangan akan dapat cepat diatasi.
Kesepian merupakan rasa sepi dalam dirinya sendiri atau jiwanya walaupun ia dalam lingkungan yang ramai. Kesepian ini tidak boleh dicampuradukkan dengan keadaan sepi seperti yang dialami oleh petapa atau biarawan yang tinggalnya di tempat yang sepi karena meskipun tempat mereka sepi, tetapi hati mereka tidak sepi. Kesepian juga merupakan salah satu wujud dari siksaan yang dapat dialami oleh seseorang.
Kesepian harus cepat diatasi agar seseorang tidak terus-menerus merasakan penderitaan batin. Terdapat berbagai cara untuk mengatasi kesepian, seperti mencari kawan yang dapat berkomunikasi dengan baik dan mengisi waktu dengan kesibukan sehingga rasa kesepian tidak memperoleh ruang dan waktu dalam dirinya.
Ketakutan dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar-besarkan maka disebut sebagai phobia. Pada umumnya orang memiliki satu atau lebih phobia ringan, tetapi pada sementara orang ketakutan itu sedemikian hebatnya sehingga sangat mengganggu. Ketakutan dapat timbul atau dialami seseorang walaupun lingkungannya ramai karena ketakutan merupakan hal yang sifatnya psikis. Berikut ini merupakan beberapa sebab seseorang merasakan ketakutan:
·         Claustrophobia dan Agoraphobia
Claustrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup. Agoraphobia adalah ketakutan yang disebabkan seseorang berada di tempat terbuka
·         Gamang
Gamang merupakan ketakutan bila seseorang berada di tempat yang tinggi
·         Kegelapan
Kegelapan merupakan suatu ketakutan seseorang bila ia berada di tempat yang gelap karena dalam pikirannya, dalam kegelapan demikian akan muncul sesuatu yang ditakuti, seperti setan, pencuri, dan lain-lain
·         Kesakitan
Kesakitan merupakan ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami. Hal itu disebabkan karena dalam pikirannya semuanya akan menimbulkan kesakitan
·         Kegagalan
Kegagalan merupakan ketakutan dari seseorang yang disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan dijalankan mengalami kegagalan.
C. KEKALUTAN MENTAL
            Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Kekalutan mental secara sederhana dapat dirumuskan sebagai gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah secara kurang wajar. Berikut ini merupakan gejala awal seseorang yang mengalami kekalutan mental:
·         Sering merasakan pusing, sesak napas, demam, dan nyeri pada lambung
·         Sering merasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, dan mudah marah
Tahap-tahap gangguan kejiwaan
·         Gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohaninya
·         Usaha mempertahankan diri dengan cara negatif, yaitu mundur atau lari
·         Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental:
·         Kepribadian yang lemah
·         Terjadinya konflik sosial budaya akibat norma berbeda antara yang bersangkutan dengan apa yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi
·         Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial
Proses-proses kekalutan mental yang dialami oleh seseorang mendorongnya ke arah:
-          Positif        : trauma (luka jiwa) yang dialami dijawab secara baik sebagai usaha agar tetap survive dalam hidup
-          Negatif      : trauma yang dialami diperlarutkan sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan. Bentuk frustasi antara lain:
1.      Agresi
2.      Regresi
3.      Fiksasi
4.      Proyeksi
5.      Identifikasi
6.      Narsisme
7.      Autisme
Penderita kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti:
-          Kota-kota besar yang banyak memberi tantangan-tantangan hidup
-          Anak-anak usia muda yang tidak berhasil dalam mencapai apa yang diidam-idamkan
-          Wanita
-          Orang yang tidak beragama
-          Orang yang terlalu mengejar materi
D. PENDERITAAN DAN PERJUANGAN
            Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekuensi manusia hidup bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita. Oleh karena itu, kita sebagai manusia harus berusaha sebaik mungkin dan optimis untuk dapat mengatasi kesulitan hidup.
            Pembebasan dari penderitaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan dan masyarakat sekitar dengan waspada dan disertai doa kepada Tuhan agar terhindar dari bahaya dan malapetaka karena sesungguhnya manusia hanya berencana, tetapi Tuhanlah yang menentukan. Apabila kita membaca dan memperhatikan riwayat hidup para pemimpin bangsa dan orang-orang besar di dunia, sebagian dari kehidupannya dilalui dengan penderitaan dan penuh perjuangan.
E. PENDERITAAN, MEDIA MASSA, DAN SENIMAN
            Berita mengenai penderitaan yang silih berganti mengisi lembaran Koran, layar TV, pesawat radio, dan media massa lainnya dimaksudkan agar orang yang menyaksikan ikut merasakan dari jauh penderitaan mereka dan dapat menggugah hati manusia untuk berbuat sesuatu seperti menyalurkan bantuan berupa material atau tenaga untuk meringankan penderitaan mereka dari musibah tersebut. Media massa merupakan alat yang paling tepat untuk mengomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada masyarakat. Berbeda dengan media massa, para seniman mengomunikasikan penderitaan manusia melalui sebuah karya seni yang mana penonton, pembaca, dan penikmat seni lainnya dapat menghayati penderitaan manusia sekaligus keindahan karya seni.
F. PENDERITAAN DAN SEBAB-SEBABNYA
1.      Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia
Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan manusia dengan alam sekitarnya. Penderitaan ini kadang disebut nasib buruk. Nasib buruk ini dapat diperbaiki supaya menjadi baik. Dengan kata lain, manusialah yang dapat memperbaiki nasibnya. Perbedaan nasib buruk dan takdir adalah kalau takdir, Tuhan yang menentukan sedangkan nasib buruk itu manusia penyebabnya.
2.      Penderitaan yang timbul karena penyakit dan siksaan/azab Tuhan
Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat penyakit atau siksaan/azab Tuhan, namun kesabaran, tawakal, dan optimisme dapat merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu.
G. PENGARUH PENDERITAAN
            Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif dan negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, dan ingin bunuh diri. Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti dan tidak mempunyai gairah hidup. Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan. Dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap anti, misalnya anti kekerasan, maka ia akan menentang kekerasan.
            Apabila sikap negatif dan positif ini dikomunikasikan oleh para seniman kepada para pembaca, penonton, dan penikmat seni lainnya maka mereka akan memberikan penilaiannya. Penilaian itu dapat berupa kemauan untuk mengadakan perubahan nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat dengan tujuan perbaikan keadaan. Keadaan yang sudah tidak sesuai akan ditinggalkan dan diganti dengan keadaan yang lebih sesuai. Keadaan yang berupa hambatan harus disingkirkan.



II. PENGALAMAN PRIBADI
            Penderitaan adalah keadaan yang menyedihkan yang harus ditanggung. Semua makhluk di dunia ini pasti tidak mau merasakan penderitaan, termasuk saya sendiri. Akan tetapi, di dalam kehidupan kita pasti akan mengalami penderitaan agar semua terasa adil, ada kebahagiaan dan penderitaan. Di balik sebuah penderitaan, pasti terdapat hikmah yang dapat membuat hidup kita menjadi lebih baik.
            Masa tersulit dalam hidup saya adalah ketika saya duduk di kelas 5sd. Waktu itu saya harus mengalami dua penderitaan sekaligus, yaitu kehilangan rumah akibat kebakaran dan saya yang terserang penyakit sampai harus diopname.
            Agustus, 2005. Ketika lagi asik nonton tv di dalam rumah, tiba-tiba terdengar suara tetangga yang berteriak ada kebakaran di RT 10. Saya dan keluarga saya kaget, tetapi kami masih agak santai karena kami pikir lokasi kebakarannya masih luamayan jauh dari rumah kami. Kami hanya membawa barang-barang yang penting saja seperti perlengkapan sekolah, dokumen-dokumen penting, dan lain-lain. Pokoknya kami tidak terlalu banyak membawa barang. Setelah itu kami mengungsi di rumah sepupu kami yang rumahnya agak jauh dari rumah kami. Waktu itu kami berpikir kalau rumah kami akan aman karenaselain lokasinya yang masih lumayan jauh, juga juga karena sudah banyak mobil pemadam kebakaran yang datang. Tetapi ternyata kami salah. Kebakaran itu meluas sampai menghabiskan hampir seluruh RW 08, dan rumah kami termasuk di dalamnya. Akibat kejadian itu, saya kehilangan barang-barang kesayangan seperti boneka Barbie dan kaset Westlife yang diberikan oleh temen saya.
            Beberapa hari setelah kebakaran, badan saya terasa sangat lemas dan mulut terasa pahit. Orangtua saya membawa saya kerumah sakit untuk cek darah. Ternyata saya terserang penyakit tifus dan harus dirawat di rumah sakit. Dari kejadian diatas saya sadar bahwa saya sangat beruntung mempunyai keluarga dan teman-teman yang sayang dan peduli sama saya walaupun dalam keadaan yang sulit sekalipun.
            Saat duduk di bangku SMA, saya mengikuti ekstrakulikuler pecinta alam, namanya ELPALA. Untuk menjadi anggota, saya harus melewati beberapa tahap yang lumayan susah dan kurang menyenangkan. Saya dan teman-teman saya diwajibkan untuk latihan fisik seminggu sekali. Latihan fisiknya berupa push up, sit up, dan lari keliling komplek sekolah. Awalnya saya memang merasa sedikit menderita karena itu semua, tetapi ketika sedang naik gunung, saya sadar bahwa latihan fisik itu sangat membantu. Saya menjadi tidak mudah capek dan mempererat hubungan dengan saudara. Saudara disini yaitu sesama anggota ELPALA karena di ELPALA kita semua saudara.
            Penderitaan terbaru yang saya alami adalah ketika saya memberitahu kepada orangtua kalau nilai ujian nasional saya tidak memuaskan dan saya tidak lolos seleksi bersama ujian masuk perguruan tinggi negeri. Saya merasa kalau orangtua saya selama tiga tahun ini hanya membuang-buang uang untuk saya. Sedih? Sudah pasti. Harapan yang sudah tertata rapi seketika musnah. Tidak ada yang bisa disalahkan kecuali diri sendiri. Mungkin dengan kejadian ini Tuhan ingin saya untuk menjadi anak yang lebih rajin, yang bersungguh-sungguh dalam belajar, dan dalam menggapai cita-cita. Mungkin juga ini teguran untuk saya karena terlalu sombong, yang yakin lolos seleksi padahal doa dan usaha belum maksimal. Atau mungkin Tuhan mempunyai rencana yang lebih indah dibalik ini semua. Allah knows best. Manusia boleh berencana, tetapi Tuhanlah yang menentukan. Yang bisa saya lakukan sekarang adalah berdoa dan berusaha sebaik mungkin menjalani kehidupan yang ada. Saat ini saya berkuliah di salah satu perguruan tinggi swasta, Universitas Gunadarma.
            Dari pengalaman-pengalaman saya diatas dapat dikatakan bahwa sepahit apapun penderitaan pasti terdapat hikmah dibaliknya. Yang perlu kita lakukan hanyalah merubah cara pandang kita dalam menghadapi suatu penderitaan tersebut dan optimis untuk bisa bebas dari penderitaan tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar