Minggu, 16 November 2014

MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP



MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP
A.             PENGERTIAN PANDANGAN HIDUP
Setiap manusia mempunyai pandangan hidup karena pandangan hidup itu bersifat kodrati. Pandangan hidup dapat menentukan masa depan seseorang. Pandangan hidup adalah pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, dan petunjuk hidup di dunia yang dimana pendapat atau pemikiran itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.
Berdasarkan asalnya, pandangan hidup terdiri dari tiga macam, yaitu:
1)      Pandangan hidup yang berasal dari agama, yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya
2)      Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara tersebut
3)      Pandangan hidup hasil renungan, yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
Pandangan hidup mempunyai empat unsur yang tidak terpisahkan, yatu cita-cita, kebajikan, usaha, dan keyakinan/kepercayaan.
B.              CITA-CITA
Cita-cita merupakan keinginan, harapan, dan tujuan yang selalu ada dalam pikiran manusia yang ingin diperoleh seseorang di masa mendatang yang makin tinggi tingkatannya.
Ketercapaian dari suatu cita-cita bergantung dari tiga faktor. Yang pertama adalah manusia sebagai pemilik cita-cita, yang kedua adalah kondisi yang dihadapi selama mencapai apa yang dicita-citakan, dan yang ketiga adalah seberapa tinggikah cita-cita yang hendak kita capai.
·         Faktor manusia
Kualitas manusia dapat menjadi penentu apakah cita-cita tersebut akan tercapai atau hanya menjadi angan-angan. Apabila kita ingin cita-cita kita tercapai, kita harus sadar akan kemampuan kita, bekerja keras, dan percaya kepada diri sendiri dan Tuhan. Apabila hal tersebut tidak kita lakukan, cita-cita kita hanya menjadi angan saja.
·         Faktor kondisi
Faktor kondisi seseorang juga dapat mempengaruhi tercapainya suatu cita-cita. Kondisi ini dapat disebut yang menguntungkan dan yang menghambat. Faktor yang menguntungkan adalah kondisi yang memperlancar tercapainya suatu cita-cita, sedangkan faktor yang menghambat adalah kondisi yang merintangi tercapainya suatu cita-cita.
·         Faktor tingginya cita-cita
Terdapat anjuran agar sesorang menggantungkan cita-citanya setinggi bintang di langit. Akan tetapi, kita juga harus sadar akan kemampuan serta kondisi kita agar nantinya apabila cita-cita tersebut tidak tercapai kita tidak terlalu merasa terpuruk.
Cita-cita tidak hanya dimiliki oleh individu, manusia dan bangsa pun memiliki cita-cita. Cita-cita suatu bangsa merupakan keinginan atau tujuan suatu bangsa.

C.             KEBAJIKAN
Kebajikan atau kebaikan adalah perbuatan yang mendatangkan kebaikan, pada hakekatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama dan etika.
Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus melihat dari tiga segi, yaitu manusia sebagai makhluk pribadi, manusia sebagai anggota masyarakat, dan manusia sebagai makhluk Tuhan.
Manusia sebagai makhluk pribadi adalah seorang pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan badan yang dapat terpisah apabila orang tersebut meninggal. Karena merupakan pribadi, manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri, cita-cita sendiri, mencintai diri sendiri, dan sebagainya. Hal-hal tersebut seringkali membuat manusia tidak mengenal kebajikan.
Manusia sebagai makhluk sosial berarti bahwa manusia tidak bisa hidup sendiri. manusia hidup bermasyarakat dan saling membutuhkan satu sama lain. Sesama manusia kita harus saling menolong dan saling menghargai, tetapi terkadang pada manusia tersebut juga timbul perasaan saling mencurigai, saling membenci, saling merugikan, dan lain-lain.
Manusia sebagai makhluk Tuhan, diciptakan Tuhan dan dapat berkembang karena Tuhan. Agar manusia dapat berkembang maka manusia dilengkapi dengan kemampuan jasmani dan rohani, selain itu manusia juga diberi fasilitas alam seperti tanah, air, tumbuh-tumbuhan, dan sebagainya oleh Tuhan.
Kebajikan manusia nyata dan dapat dirasakan dalam tingkah lakunya. Tingkah laku bersumber pada pandangan hidup, maka setiap orang memiliki tingkah laku yang berbeda-beda. Ada tiga hal yang menentukan tingkah laku setiap orang, yaitu faktor pembawaan (heriditas), faktor lingkungan (environment), dan faktor pengalaman.
·         Faktor pembawaan (Heriditas)
Faktor pembawaan ditentukan pada waktu seseorang masih dalam kandungan. Pembawaan merupakan hal yang diturunkan oleh orang tua.
·         Faktor lingkungan
Lingkungan yang membentuk seseorang merupakan alam kedua yang terjadi setelah seorang anak lahir. Lingkungan membentuk jiwa seseorang meliputi lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dalam lingkungan keluarga, orangtua dan anak-anak yang lebih tua yang bisa dijadikan panutan. Dalam lingkungan sekolah yang menjadi panutan utama adalah guru, sementara itu teman-teman ikut serta memberikan andil. Dalam lingkungan masyarakat yang menjadi panutan bagi seseorang adalah tokoh masyarakat yang duduk di perguruan tinggi atau sudah dewasa.
·         Faktor pengalaman
Pengalaman yang pahit ataupun yang manis memberikan manusia suatu bekal yang selalu dipergunakan sebagai pertimbangan sebelum mengambil suatu tindakan maupun keputusan.

D.             USAHA/ PERJUANGAN
Usaha/ perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Setiap manusia harus bekerja keras untuk kelanjutan hidupnya karena tanpa usaha/ perjuangan, manusia tidak dapat hidup sempurna. Kerja keras dapat dilakukan dengan otak/ ilmu, dengan tenaga/ jasmani, ataupun dengan keduanya. Dengan bekerja keras, manusia dapat meningkatkan harkat dan martabatnya.
Untuk bekerja keras manusia dibatasi oleh kemampuan. Karena kemampuan terbatas itulah timbul perbedaan tingkat kemakmuran antara manusia satu dengan lainnya. Akan tetapi, perbedaan tingkat kemakmuran itu dapat diatasi oleh rasa kebersamaan dan belas kasih (cinta kasih) yang dimiliki manusia cara tolong-menolong.

E.              KEYAKINAN/ KEPERCAYAAN
Keyakinan/ kepercayaan yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akal atau kekuasaan Tuhan. Menurut Prof. Dr. Harun Nasution, ada tiga aliran filsafat, yaitu aliran naturalisme, aliran intelektualisme, dan aliran gabungan.
a)      Aliran Naturalisme
Apabila aliran naturalisme ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka keyakinan manusia itu bermula dari Tuhan. Pandangan hidup manusia tersebut dilandasi oleh ajaran-ajaran Tuhan melalui agamanya. Pandangan hidup yang dilandasi keyakinan bahwa Tuhanlah yang memegang kekuasaan tertinggi disebut pandangan hidup religius. Sebaliknya, apabila manusia tidak mengakui adanya Tuhan, natur adalah kekuatan tertinggi. Pandangan hidupnya dilandasi oleh kekuatan natur. Pandangan hidup seperti ini bersifat atheism dan disebut pandangan hidup komunis.
b)     Aliran Intelektualisme
Pada aliran ini, keyakinan manusia bermula dari akal. Pandangan hidup pada aliran ini dilandasi oleh keyakinan kebenaran yang diterima akal. Benar menurut akal itulah yang baik. Pandangan hidup ini disebut liberalisme.
c)      Aliran Gabungan
Dasar aliran ini adalah kekuatan gaib dan juga akal. Kekuatan gaib di sini artinya kekuatan yang berasal dari Tuhan, dasar keyakinannya adalah Tuhan.sedangkan akal adalah dasar kebudayaan yang menentukan benar tidaknya sesuatu. Segala sesuatu dinilai dengan akal.

F.              LANGKAH-LANGKAH BERPANDANGAN HIDUP YANG BAIK
Kita harus mempunyai langkah-langkah berpandangan hidup agar kita dapat memperlakukan pandangan hidup sebagai sarana mencapai tujuan dan cita-cita dengan baik. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1)      Mengenal
Mengenal merupakan tahap pertama dari setiap aktivitas hidupnya yang dalam hal ini adalah mengenal apa itu pandangan hidup.
2)      Mengerti
Tahap kedua untuk berpandangan hidup yang baik adalah mengerti. Mengerti disini dimaksudkan mengerti terhadap pandangan hidup itu sendiri. Bila dalam bernegara kita berpandangan pada Pancasila, maka kita harus mengerti apa itu Pancasila dan mengatur kehidupan bernegara.
Mengerti terhadap pandangan hidup memegang peranan penting karena dengan mengerti, ada kecenderungan mengikuti apa yang terdapat dalam pandangan hidup itu.
3)      Menghayati
Langkah selanjutnya setelah mengerti adalah menghayati pandangan hidup itu. Menghayati disini maksudnya adalah menghayati nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dengan cara memperluas dan memperdalam pengetahuan mengenai pandangan hidup itu.
4)      Meyakini
Langkah ke empat adalah meyakini. Meyakini merupakan suatu hal untuk cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan hidupnya. Dengan meyakini itu berarti kita secara langsung menerima secara ikhlas pandangan hidup itu. Dalam meyakini suatu hal diperlukan iman yang teguh agar tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya.
5)      Mengabdi
Jika kita sudah mengenal, mengerti, menghayati, dan meyakini pandangan hidup ini, maka seharusnya disertai dengan pengabdian. Pengabdian ini hendaknya dijadikan pakaian, baik dalam waktu tentram maupun saat menghadapi hambatan, tantangan, dan sebagainya.
6)      Mengamankan
Proses mengamankan ini merupakan langkah terakhir. Langkah ini merupakan langkah terberat dan benar-benar membutuhkan iman yang teguh dan kebenaran dalam menanggulangi segala sesuatu demi tegaknya pandangan hidup itu.



PENGALAMAN PRIBADI

Pandangan hidup adalah pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, dan petunjuk hidup di dunia yang dimana pendapat atau pemikiran itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya. Setiap orang pasti mempunyai pandangan hidup karena pandangan hidup ini bersifat kodrati. Pandangan hidup dapat menentukan masa depan kita, oleh karena itu kita harus memiliki pandangan hidup yang baik, benar, dan kita harus teguh dalam memegang pandangan hidup kita.
Setiap orang mempunyai pandangan hidup yang berbeda, hal ini dikarenakan pengalaman yang dirasakan oleh masing-masing individu berbeda. Pandangan hidup mempunyai empat unsur yang tidak terpisahkan, salah satunya adalah cita-cita.
Berbicara tentang pandangan hidup, saya juga mempunyai pandangan hidup. Saya akan menceritakan pengalaman pribadi saya tentang pandangan hidup khususnya cita-cita atau harapan.
Dari semua harapan saya punya, sebagian besar sudah terpenuhi dan sebagian lainnya sedang dalam proses. Selain itu, ada juga harapan saya yang gagal. Sedari kecil cita-cita saya selalu berubah, tetapi intinya adalah saya ingin menjadi orang yang sukses. Sukses di dunia maupun akhirat. Saya sadar bahwa untuk menjadi orang yang sukses baik itu di dunia maupun akhirat itu tidak mudah, diperlukan kerja keras, mental yang kuat, serta iman yang teguh. Selain itu, diperlukan juga restu dari orangtua, karena ridha orangtua berarti ridha Allah.
Saat saya duduk di bangku SMP tepatnya kelas sembilan, saya mempunyai harapan untuk melanjutkan sekolah di SMAN 68 Jakarta. Sebelum saya mendaftar, saya meminta izin dahulu kepada orangtua saya kalau saya ingin melanjutkan sekolah ke sekolah tersebut. Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya orangtua saya merestui rencana saya itu. Saya berusaha keras agar saya dapat menjadi salah satu siswi di sana, saya pun mengikuti bimbel agar nilai UN saya tinggi dan dapat melewati serangkaian tes yang diberikan oleh sekolah tersebut. Alhamdulillah akhirnya saya lolos dan bisa menjadi siswi di sekolah tersebut.
Pengalaman saya lainnya adalah ketika saya berencana untuk melanjutkan kuliah di luar kota. Saya meminta izin kepada orangtua saya. Awalnya mereka menolak, tetapi akhirnya mereka merestui juga walaupun saya tahu sebenarnya mereka masih berat untuk merestuinya. Orangtua saya ingin saya untuk tetap di Jakarta dan sekitarnya, tetapi saya tetep kekeuh untuk melanjutkan kuliah di luar kota. Saya lalu mengikuti berbagai tes yang diberikan oleh universitas tersebut, mulai dari seleksi bersama dan ujian mandirinya. Saya yakin kalau saya akan diterima, tetapi takdir berkata lain, saya tidak diterima. Saya pun akhirnya mengikuti ujian mandiri salah satu universitas negeri di Jakarta dan saya juga mengikuti tes di salah satu universitas swasta di saerah Depok. Dan ternyata saya diterima di keduanya! Sejak saat itu saya sadar kalau restu orangtua sangat penting dalam memutuskan suatu hal. Saya juga merasakannya ketika saya kuliah, saya seperti diberi kemudahan dalam belajar dan menjalani hari-hari saya.

MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP



MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP

A.             PENGERTIAN PANDANGAN HIDUP
Setiap manusia mempunyai pandangan hidup karena pandangan hidup itu bersifat kodrati. Pandangan hidup dapat menentukan masa depan seseorang. Pandangan hidup adalah pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, dan petunjuk hidup di dunia yang dimana pendapat atau pemikiran itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.
Berdasarkan asalnya, pandangan hidup terdiri dari tiga macam, yaitu:
1)      Pandangan hidup yang berasal dari agama, yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya
2)      Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara tersebut
3)      Pandangan hidup hasil renungan, yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
Pandangan hidup mempunyai empat unsur yang tidak terpisahkan, yatu cita-cita, kebajikan, usaha, dan keyakinan/kepercayaan.
B.              CITA-CITA
Cita-cita merupakan keinginan, harapan, dan tujuan yang selalu ada dalam pikiran manusia yang ingin diperoleh seseorang di masa mendatang yang makin tinggi tingkatannya.
Ketercapaian dari suatu cita-cita bergantung dari tiga faktor. Yang pertama adalah manusia sebagai pemilik cita-cita, yang kedua adalah kondisi yang dihadapi selama mencapai apa yang dicita-citakan, dan yang ketiga adalah seberapa tinggikah cita-cita yang hendak kita capai.
·         Faktor manusia
Kualitas manusia dapat menjadi penentu apakah cita-cita tersebut akan tercapai atau hanya menjadi angan-angan. Apabila kita ingin cita-cita kita tercapai, kita harus sadar akan kemampuan kita, bekerja keras, dan percaya kepada diri sendiri dan Tuhan. Apabila hal tersebut tidak kita lakukan, cita-cita kita hanya menjadi angan saja.
·         Faktor kondisi
Faktor kondisi seseorang juga dapat mempengaruhi tercapainya suatu cita-cita. Kondisi ini dapat disebut yang menguntungkan dan yang menghambat. Faktor yang menguntungkan adalah kondisi yang memperlancar tercapainya suatu cita-cita, sedangkan faktor yang menghambat adalah kondisi yang merintangi tercapainya suatu cita-cita.
·         Faktor tingginya cita-cita
Terdapat anjuran agar sesorang menggantungkan cita-citanya setinggi bintang di langit. Akan tetapi, kita juga harus sadar akan kemampuan serta kondisi kita agar nantinya apabila cita-cita tersebut tidak tercapai kita tidak terlalu merasa terpuruk.
Cita-cita tidak hanya dimiliki oleh individu, manusia dan bangsa pun memiliki cita-cita. Cita-cita suatu bangsa merupakan keinginan atau tujuan suatu bangsa.

C.             KEBAJIKAN
Kebajikan atau kebaikan adalah perbuatan yang mendatangkan kebaikan, pada hakekatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama dan etika.
Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus melihat dari tiga segi, yaitu manusia sebagai makhluk pribadi, manusia sebagai anggota masyarakat, dan manusia sebagai makhluk Tuhan.
Manusia sebagai makhluk pribadi adalah seorang pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan badan yang dapat terpisah apabila orang tersebut meninggal. Karena merupakan pribadi, manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri, cita-cita sendiri, mencintai diri sendiri, dan sebagainya. Hal-hal tersebut seringkali membuat manusia tidak mengenal kebajikan.
Manusia sebagai makhluk sosial berarti bahwa manusia tidak bisa hidup sendiri. manusia hidup bermasyarakat dan saling membutuhkan satu sama lain. Sesama manusia kita harus saling menolong dan saling menghargai, tetapi terkadang pada manusia tersebut juga timbul perasaan saling mencurigai, saling membenci, saling merugikan, dan lain-lain.
Manusia sebagai makhluk Tuhan, diciptakan Tuhan dan dapat berkembang karena Tuhan. Agar manusia dapat berkembang maka manusia dilengkapi dengan kemampuan jasmani dan rohani, selain itu manusia juga diberi fasilitas alam seperti tanah, air, tumbuh-tumbuhan, dan sebagainya oleh Tuhan.
Kebajikan manusia nyata dan dapat dirasakan dalam tingkah lakunya. Tingkah laku bersumber pada pandangan hidup, maka setiap orang memiliki tingkah laku yang berbeda-beda. Ada tiga hal yang menentukan tingkah laku setiap orang, yaitu faktor pembawaan (heriditas), faktor lingkungan (environment), dan faktor pengalaman.
·         Faktor pembawaan (Heriditas)
Faktor pembawaan ditentukan pada waktu seseorang masih dalam kandungan. Pembawaan merupakan hal yang diturunkan oleh orang tua.
·         Faktor lingkungan
Lingkungan yang membentuk seseorang merupakan alam kedua yang terjadi setelah seorang anak lahir. Lingkungan membentuk jiwa seseorang meliputi lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dalam lingkungan keluarga, orangtua dan anak-anak yang lebih tua yang bisa dijadikan panutan. Dalam lingkungan sekolah yang menjadi panutan utama adalah guru, sementara itu teman-teman ikut serta memberikan andil. Dalam lingkungan masyarakat yang menjadi panutan bagi seseorang adalah tokoh masyarakat yang duduk di perguruan tinggi atau sudah dewasa.
·         Faktor pengalaman
Pengalaman yang pahit ataupun yang manis memberikan manusia suatu bekal yang selalu dipergunakan sebagai pertimbangan sebelum mengambil suatu tindakan maupun keputusan.

D.             USAHA/ PERJUANGAN
Usaha/ perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Setiap manusia harus bekerja keras untuk kelanjutan hidupnya karena tanpa usaha/ perjuangan, manusia tidak dapat hidup sempurna. Kerja keras dapat dilakukan dengan otak/ ilmu, dengan tenaga/ jasmani, ataupun dengan keduanya. Dengan bekerja keras, manusia dapat meningkatkan harkat dan martabatnya.
Untuk bekerja keras manusia dibatasi oleh kemampuan. Karena kemampuan terbatas itulah timbul perbedaan tingkat kemakmuran antara manusia satu dengan lainnya. Akan tetapi, perbedaan tingkat kemakmuran itu dapat diatasi oleh rasa kebersamaan dan belas kasih (cinta kasih) yang dimiliki manusia cara tolong-menolong.

E.              KEYAKINAN/ KEPERCAYAAN
Keyakinan/ kepercayaan yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akal atau kekuasaan Tuhan. Menurut Prof. Dr. Harun Nasution, ada tiga aliran filsafat, yaitu aliran naturalisme, aliran intelektualisme, dan aliran gabungan.
a)      Aliran Naturalisme
Apabila aliran naturalisme ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka keyakinan manusia itu bermula dari Tuhan. Pandangan hidup manusia tersebut dilandasi oleh ajaran-ajaran Tuhan melalui agamanya. Pandangan hidup yang dilandasi keyakinan bahwa Tuhanlah yang memegang kekuasaan tertinggi disebut pandangan hidup religius. Sebaliknya, apabila manusia tidak mengakui adanya Tuhan, natur adalah kekuatan tertinggi. Pandangan hidupnya dilandasi oleh kekuatan natur. Pandangan hidup seperti ini bersifat atheism dan disebut pandangan hidup komunis.
b)     Aliran Intelektualisme
Pada aliran ini, keyakinan manusia bermula dari akal. Pandangan hidup pada aliran ini dilandasi oleh keyakinan kebenaran yang diterima akal. Benar menurut akal itulah yang baik. Pandangan hidup ini disebut liberalisme.
c)      Aliran Gabungan
Dasar aliran ini adalah kekuatan gaib dan juga akal. Kekuatan gaib di sini artinya kekuatan yang berasal dari Tuhan, dasar keyakinannya adalah Tuhan.sedangkan akal adalah dasar kebudayaan yang menentukan benar tidaknya sesuatu. Segala sesuatu dinilai dengan akal.

F.              LANGKAH-LANGKAH BERPANDANGAN HIDUP YANG BAIK
Kita harus mempunyai langkah-langkah berpandangan hidup agar kita dapat memperlakukan pandangan hidup sebagai sarana mencapai tujuan dan cita-cita dengan baik. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1)      Mengenal
Mengenal merupakan tahap pertama dari setiap aktivitas hidupnya yang dalam hal ini adalah mengenal apa itu pandangan hidup.
2)      Mengerti
Tahap kedua untuk berpandangan hidup yang baik adalah mengerti. Mengerti disini dimaksudkan mengerti terhadap pandangan hidup itu sendiri. Bila dalam bernegara kita berpandangan pada Pancasila, maka kita harus mengerti apa itu Pancasila dan mengatur kehidupan bernegara.
Mengerti terhadap pandangan hidup memegang peranan penting karena dengan mengerti, ada kecenderungan mengikuti apa yang terdapat dalam pandangan hidup itu.
3)      Menghayati
Langkah selanjutnya setelah mengerti adalah menghayati pandangan hidup itu. Menghayati disini maksudnya adalah menghayati nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dengan cara memperluas dan memperdalam pengetahuan mengenai pandangan hidup itu.
4)      Meyakini
Langkah ke empat adalah meyakini. Meyakini merupakan suatu hal untuk cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan hidupnya. Dengan meyakini itu berarti kita secara langsung menerima secara ikhlas pandangan hidup itu. Dalam meyakini suatu hal diperlukan iman yang teguh agar tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya.
5)      Mengabdi
Jika kita sudah mengenal, mengerti, menghayati, dan meyakini pandangan hidup ini, maka seharusnya disertai dengan pengabdian. Pengabdian ini hendaknya dijadikan pakaian, baik dalam waktu tentram maupun saat menghadapi hambatan, tantangan, dan sebagainya.
6)      Mengamankan
Proses mengamankan ini merupakan langkah terakhir. Langkah ini merupakan langkah terberat dan benar-benar membutuhkan iman yang teguh dan kebenaran dalam menanggulangi segala sesuatu demi tegaknya pandangan hidup itu.



PENGALAMAN PRIBADI

Pandangan hidup adalah pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, dan petunjuk hidup di dunia yang dimana pendapat atau pemikiran itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya. Setiap orang pasti mempunyai pandangan hidup karena pandangan hidup ini bersifat kodrati. Pandangan hidup dapat menentukan masa depan kita, oleh karena itu kita harus memiliki pandangan hidup yang baik, benar, dan kita harus teguh dalam memegang pandangan hidup kita.
Setiap orang mempunyai pandangan hidup yang berbeda, hal ini dikarenakan pengalaman yang dirasakan oleh masing-masing individu berbeda. Pandangan hidup mempunyai empat unsur yang tidak terpisahkan, salah satunya adalah cita-cita.
Berbicara tentang pandangan hidup, saya juga mempunyai pandangan hidup. Saya akan menceritakan pengalaman pribadi saya tentang pandangan hidup khususnya cita-cita atau harapan.
Dari semua harapan saya punya, sebagian besar sudah terpenuhi dan sebagian lainnya sedang dalam proses. Selain itu, ada juga harapan saya yang gagal. Sedari kecil cita-cita saya selalu berubah, tetapi intinya adalah saya ingin menjadi orang yang sukses. Sukses di dunia maupun akhirat. Saya sadar bahwa untuk menjadi orang yang sukses baik itu di dunia maupun akhirat itu tidak mudah, diperlukan kerja keras, mental yang kuat, serta iman yang teguh. Selain itu, diperlukan juga restu dari orangtua, karena ridha orangtua berarti ridha Allah.
Saat saya duduk di bangku SMP tepatnya kelas sembilan, saya mempunyai harapan untuk melanjutkan sekolah di SMAN 68 Jakarta. Sebelum saya mendaftar, saya meminta izin dahulu kepada orangtua saya kalau saya ingin melanjutkan sekolah ke sekolah tersebut. Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya orangtua saya merestui rencana saya itu. Saya berusaha keras agar saya dapat menjadi salah satu siswi di sana, saya pun mengikuti bimbel agar nilai UN saya tinggi dan dapat melewati serangkaian tes yang diberikan oleh sekolah tersebut. Alhamdulillah akhirnya saya lolos dan bisa menjadi siswi di sekolah tersebut.
Pengalaman saya lainnya adalah ketika saya berencana untuk melanjutkan kuliah di luar kota. Saya meminta izin kepada orangtua saya. Awalnya mereka menolak, tetapi akhirnya mereka merestui juga walaupun saya tahu sebenarnya mereka masih berat untuk merestuinya. Orangtua saya ingin saya untuk tetap di Jakarta dan sekitarnya, tetapi saya tetep kekeuh untuk melanjutkan kuliah di luar kota. Saya lalu mengikuti berbagai tes yang diberikan oleh universitas tersebut, mulai dari seleksi bersama dan ujian mandirinya. Saya yakin kalau saya akan diterima, tetapi takdir berkata lain, saya tidak diterima. Saya pun akhirnya mengikuti ujian mandiri salah satu universitas negeri di Jakarta dan saya juga mengikuti tes di salah satu universitas swasta di saerah Depok. Dan ternyata saya diterima di keduanya! Sejak saat itu saya sadar kalau restu orangtua sangat penting dalam memutuskan suatu hal. Saya juga merasakannya ketika saya kuliah, saya seperti diberi kemudahan dalam belajar dan menjalani hari-hari saya.