Tema: Negara dan Warga Negara
Negara
dan warga negara adalah dua hal yang saling berkaitan. Suatu negara dapat
disebut negara apabila negara tersebut memiliki rakyat yang dapat diatur
oleh pemerintah negara tersebut. Secara
umum, negara adalah alat dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk
mengatur hubungan manusia dalam masyarakat. Negara memiliki dua tugas utama,
yaitu mengatur dan menertibkan gejala-gejala kekuasaan dalam masyarakat yang
bertentangan satu sama lain dan menyatukan kegiatan-kegiatan manusia dan
golongan untuk mencapai tujuan bersama. Warga negara adalah mereka yang
diperkenankan untuk memiliki tempat tinggal pokok di suatu wilayah karena telah
memenuhi syarat tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah, dapat diatur oleh
pemerintah negara tersebut, dan mengakui pemerintahannya sendiri.
Selain
pemerintah, kemajuan suatu bangsa juga tergantung pada warga negaranya. Oleh
karena itu, kerjasama dan hubungan yang baik harus terjalin antara pemerintah
dan warga negaranya. Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28C ayat 1,
warga negara memiliki hak untuk mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya dan berhak mendapat pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
seni dan budaya demi meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Dewasa
ini, sudah banyak warga negara yang menyadari haknya dan sudah banyak juga
orang-orang yang peduli dengan hak-hak mereka itu. Contohnya bisa kita lihat
sekarang banyak komunitas yang berlomba-lomba melakukan kegiatan sosial, yang
salah satunya adalah kegiatan mengajar secara sukarela, dan itulah yang akan
saya bahas kali ini.
Saya memiliki
seorang kakak perempuan, namanya Viren. Setahun yang lalu dia memutuskan untuk
menjadi relawan untuk mengajar anak-anak yatim-piatu dalam yayasan Laskar
Langit yang berada di lingkungan rumah saya, selain itu, terkadang dia juga
mengajari saudara serta tetangga saya yang memiliki kesulitan dalam pelajaran. Anak-anak
yang ia ajarkan berusia sekitar 6-17 tahun, dan ada yang masih bersekolah
maupun tidak. Berbekal ilmu yang dimilikinya, Ia mengajarkan anak-anak tersebut
bahasa inggris dan pelajaran lainnya sesuai kebutuhan setiap minggu malam.
Motivasi ia melakukan hal tersebut adalah agar ilmunya bermanfaat.
Kegiatan belajar-mengajar di yayasan Laskar Langit |
Selain
Viren, ada juga mba Mup, saudara saya di kampung, seorang sarjana pendidikan
yang sekarang mengabdi sebagai guru di salah satu sekolah di desanya. Di kampung
saya, seorang sarjana pendidikan diwajibkan untuk mengabdi sebagai guru selama
beberapa tahun sebelum menjadi PNS atau pegawai negeri sipil. Sesuai dengan
kata “mengabdi”, jadi upah yang diberikan pun tidak banyak, yaitu kurang dari
Rp 500.000/ bulan. Keluarga mba Mup termasuk keluarga yang berada di kampung
saya, meskipun begitu, mba Mup tetap ingin menjadi guru matematika karena ia
ingin mencerdaskan anak-anak penerus bangsa di desanya melalui matematika.
Kedua hal
di atas masih merupakan sebagian kecil contoh dari tugas warga negara dalam
bidang pendidikan. Di luar sana, masih banyak orang yang rela meninggalkan
pekerjaan bahkan keluarganya demi mendidik anak-anak di pelosok daerah. Tugas
mulia ini tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa, sekarang, mahasiswa/i pun
sudah banyak yang turut andil sebagai relawan dalam bidang pendidikan. Salah
satu contohnya adalah program Industri Mengajar yang diselenggarakan setiap
tahunnya oleh mahasiswa/i teknik
industri Universitas Gunadarma.
Menurut
saya, kegiatan belajar-mengajar secara sukarela merupakan hal yang sangat mulia
dan harus terus dilanjutkan agar putra-putri penerus bangsa bisa menikmati
pendidikan secara merata hingga nantinya Indonesia memiliki putra-putri penerus
bangsa yang cerdas dan berakhlak mulia yang bisa menjadikan Indonesia menjadi
negara adidaya (aamiin).
Sumber: