Hai,
nama saya Tia Febrita. Lahir di Jakarta pada hari Kamis, 22 Februari 1996 yang
berarti saya berzodiak Pisces dan kebetulan juga saya lahir saat banjir besar
melanda daerah saya. Saat ini saya berumur 18 tahun dan saya adalah anak kedua
dari pasangan Bapak Subur dan Ibu Yati. Saya mempunyai dua saudara kandung dan
semuanya perempuan, yaitu Viren dan Desta. Pada kali ini saya akan menceritakan
sedikit tentang kehidupan saya, mulai dari saya lahir sampai saat ini. Tentang
keluarga, impian, sahabat, dan…percintaan.
Hubungan
saya dan keluarga bisa dibilang tidak terlalu dekat, walaupun begitu, kami
semua tahu kalau kami saling menyayangi. Ibu saya bernama Yati. Beliau ini
orangnya cerewet, suka ngomel, tetapi itulah yang membentuk saya menjadi
seorang seperti ini. Ibu saya pintar masak, masakan yang dibuatnya selalu
enaaak, itulah kenapa badan saya menjadi bulet seperti ini hehehehe. Ibu saya
tidak terlalu suka pergi ke acara rapat sekolah ataupun ke bank alasannya sih
jauh, capek, dan….malas tanda tangan. Ibu saya paling malas kalau disuruh tanda
tangan karena Ia tidak bisa meniru tanda tangan yang berada di ktpnya, oleh
karena itu Ibu saya selalu mengajak bapak saya atau menyuruh bapak saya untuk
datang ke acara rapat sekolah.
Bapak
saya bernama Subur, seorang karyawan swasta sekaligus staf RW. Bapak saya ini
super sekali. Super baik, super cepet, dan super rajin. Bapak saya sangat suka
sama dangdut, setiap ada dangdutan pasti
nyawer, dan adik saya pasti selalu marah-marah kalau bapak saya nyawer,
alasannya sih duitnya lebih baik untuk beli baju atau untuk keperluan
sehari-hari. Intinya sih bapak saya ini bapak terbaik di dunia menurut saya dan
keluarga.
Kakak
saya bernama Viren, lahir di Jakarta, 4 Juni 1992, 4 tahun lebih tua diatas
saya, itulah yang menyebabkan kami sering bertengkar. Hobbynya suka minjem baju
adik-adiknya hahahaha katanya sih kalau sudah kuliah memang begitu, suka
kekurangan baju, dan sekarang hobby itu menular ke saya karena saya sekarang
sudah menjadi mahasiswi di salah satu universitas swasta, Universitas
Gunadarma. Kakak saya sudah lulus S1 dengan gelas Sarjana Farmasi dan sekarang
sedang melanjutkan studinya untuk memperoleh gelar profesi apoteker di
Universitas Pancasila, Depok.
Adik
saya bernama Desta, nama lengkapnya adalah Destari. Lahir di Jakarta, 3
Desember 1998. Di keluarga ini, Destalah yang paling dekat dengan saya, mungkin
karena jeda umur kita yang hanya 2 tahun. Desta suka sekali sama futsal.
Walaupun seorang perempuan, desta ini jago banget main bolanya. Teman-temannya
kebanyakan cowok. Oiya, Desta ini kapten futsal di sekolahnya loh, SMAN 2
Jakarta. Desta sudah biasa menjadi korban, baju-bajunya sering dipakai oleh
saya dan kakak saya. Desta suka banget sama band asal luar negeri Maroon 5,
selain itu dia juga suka mengoleksi Hotwheels.
***
Kata
Ibu saya, saya dinamakan Tia Febrita karena saya lahir pada bulan Februari.
Kata orang-orang sih saya orangnya pemalu, tetapi tenang, saya tidak
malu-maluin kok. Waktu TK saya sangat pemalu, itu terlihat karena saya hanya
mempunyai satu orang teman, kalau tidak salah namanya Ria. Selain itu, di
pengajian juga saya hanya mempunyai satu orang teman, namanya Novi. Melihat
kondisi saya yang seperti itu, ibu saya sempat berpikir untuk membawa saya ke
seorang psikiater-__- tetapi akhirnya hal itu tidak terjadi.
Memasuki
SD, saya mulai bergaul dengan teman-teman lainnya, walaupun saat itu awalnya
saya hanya mempunyai 3 orang teman saja. Ohiya, saya melanjutkan SD di sekolah
yang sama, yaitu SDS Pluit Raya. Memasuki kelas 2 SD, ada anak murid baru
pindahan dari sekolah lain, namanya Widya Pratiwi Purnama yang biasa dipanggil
Pipit. Pipit ini keturunan orang Jepang, matanya sipit, kulitnya putih bersih,
dan rambutnya ikal panjang. Saat itu Pipit menjadi primadona sekolah. Kakak
kelas banyak sekali yang suka sama Pipit, bahkan ada seorang kakak kelas cewek
yang mengasih pipit coklat, katanya sih gemes. Pipit ini salah satu sahabat
saya sewaktu SD. Saya lupa kenapa kami bisa dekat, mungkin karena tanggal lahir
kami yang hanya beda satu hari, saya lahir pada tanggal 22 dan pipit lahir pada
tanggal 23, selain itu mungkin karena kami sama-sama suka menggambar. Pipit ini
jagooo banget gambarnya. Dulu saya suka meminta pipit untuk menggambar buat
saya, dan dia mau! Baik banget kan dia huhu jadi kangenL.
Saya sama pipit mempunyai panggilan masing-masing, dia memanggil saya dengan
“kwetiaw” dan saya memanggilnya “pipiot” yang berasal dari tokoh kartun.
Semakin
bertambahnya umur saya sadar kalau saya harus bergaul dan membuka diri kepada
teman-teman saya. Pada kelas 4 SD saya mulai sering ngobrol dengan teman
sekelas. Waktu itu sedang jamannya film kartun Naruto. Awalnya saya tidak
begitu suka, tetapi teman-teman saya (Pipit, Nadya, Ulfa, Alif, dan Yogi)
sering membicarakannya. Saya pun penasaran dan akhirya menonton film kartun itu
agar nyambung saat diajak ngobrol oleh mereka. Melalui film kartun itu, aku
menjadi dekat dengan Nadya dan Ulfa yang biasa dipanggil Paul. Ulfa ini anaknya
tomboy, badannya tinggi, rambutnya ikal, lucu deh dia. Kalau si Nadya, dia itu
orangnya jutek, waktu TK dia bossy banget sampe-sampe teman sekelas pada takut
sama dia hahahaha termasuk saya-_- tetapi sekarang dia baik kokkk, baik banget.
Ternyata si Nadya ini anaknya asik, bawel, lucu juga. Kalau dateng ke sekolah,
si Nadya biasanya dibonceng sama bunda/ayahnya naik motor, lengkap sama
adik-adiknya, penuh banget deh motornya.
Ketika
saya kelas 5 SD, saya mengalami musibah kebakaran. Saya dan tetangga-tetangga
saya lainnya tepatnya. Saat itu bulan Agustus, kalau tidak salah sebelum
perayaan hari kemerdekaan, 17 Agustus. Warga di RT tempat saya tinggal sudah menyiapkan
berbagai hadiah untuk perlombaan, tetapi itu semua hangus terbakar. Sebenarnya
apinya lumayan jauh dari rumah saya, tetapi karena pemadam kebakarannya
terlambat dan salah posisi, akhirnya daerah saya juga ikut terbakar. Bisa
dibilang itu adalah kebakaran terbesar di sekitar Jakarta Utara karena hampir
satu RW terbakar. Saat kebakaran terjadi, saya, kakak, dan adik saya diantar
oleh om saya untuk mengungsi di rumah pakde saya di daerah wacung, sedangkan
ibu dan bapak saya yang dibantu oleh saudara-saudara ibu saya, mengmbil
barang-barang yang bisa diselamatkan. Di sepanjang jalan kami melihat asap yang
tebal dan hitam. Besoknya setelah kejadian itu, saya sakit. Badan saya sangat
lemas dan makan pun tidak ada rasanya padahal sudah dikasih garam yang banyak. Saya
pergi ke dokter dan disuruh opname. Ketika saya di opname, teman-teman rumah
saya datang menjenguk. Saya sangat senang karena walaupun mereka sedang
tertimpa musibah, mereka masih peduli kepada saya. I love you guys<3
Setelah
seminggu lebih diopname, saya diperbolehkan pulang dan kembali bersekolah oleh
dokter. Di sekolah, teman-teman menanyakan kabar saya dan keluarga. Sekolah
saya juga memberikan sumbangan kepada orang-orang yang tertimpa musibah
kebakaran. Ohyaa! Waktu kelas 5 saya juga pernah mengikuti lomba matematika
tingkat kecamatan kalau tidak salah, tetapi sayangnya saya dan teman saya tidak
menang karena soal-soalnya susah bangetttt, seperti soal anak SMA padahal waktu
itu kami masih SD-_- . Sekolah saya juga pernah mengikuti lomba gerak jalan
yang dilaksanakan oleh kecamatan di dekat sekolah. Perwakilan dari sekolah
hanya kelas 4,5, dan 6. Awalnya teman-teman kelas saya rapi baris dan jalannya,
tetapi lama-kelamaan menjadi berantakan. Mungkin karena lapar, haus, dan sudah
capek karena jarak yang harus kami tempuh lumayan jauh. Akhirnya kelas saya pun
tidak menjadi juara.
Lanjut
lagi yaa. Ketika saya kelas 6, saya sudah mulai membuka diri kepada teman-teman
saya, saat itu saya sudah banyak mengobrol dengan teman-teman lelaki kelasan saya.
Dan pada saat itu saya mulai menyukai teman sekelas saya hehehehe. Saya suka
dia karena dia anaknya pinter, ganteng, tinggi, dan kulitnya putih. Banyaaak
sekali yang suka sama dia tetapi saya yakin suatu saat dia pasti suka sama
saya, daaan ternyata benar! Waktu saya SMP, dia nembak saya hahahaha tapi saya
tolak, maaf yaaa. Oke balik ke topik awal. Waktu kelas 6, saya mulai dekat
dengan sahabat saya yang sampai saat ini masih dekat dengan saya. Namanya
adalah Eka Brilliana Fadillah, waktu SD sih dipanggilnya Dillah, tetapi
semenjak SMA dia jadi dipanggil Pacil karena kepalanya yang kecil. Dillah ini
orangnya pinteeer, bawel, asik, cantik, tapi keciiil banget. Dia sekarang udah
jadi anak STAN, kasian dia sekarang ngekost jadi suka kesepian katanya. Rumahnya
Dillah dekat dengan rumah saya dan Ulfa, jadi kami bertiga suka bergantian main
ke rumah saya dan Dillah. Kedekatan kami dimulai karena kami sama-sama menyukai
band asal luar negeri, Westlife. Kami suka bertukar lagu dan mengirimkan
sms-sms yang berisi kata-kata gituu, harap maklum ya namanya juga anak baru
gede hehehe.
Di
kelas 6 ini saya diajar oleh Pak Slamet. Beliau orangnya asik, suka melawak,
dan baik bangett. Saya inget banget dia pernah member pertanyaan “siapakah
orang yang pertama kali ke bulan?” dan teman-teman sekelas saya pada menjawab
Neil Amstrong, lalu beliau bilang salah dan Ia bilang kalau orang yang pertama
kali ke bulan adalah dirinya, karena “Neil Amstrong pergi ke bulan dengan
selamat (Slamet)”. Pak Slamet ini termasuk guru terfavorite di sekolah saya dan
berkat dia juga lah saya bisa lulus SD dengan nilai yang memuaskan dan bisa
masuk ke SMP yang saya idam-idamkan.
Ketika
kelas 6, sekolah mengadakan acara perpisahan kelas sekaligus acara kelulusan
angkatan saya. Berlokasi di daerah Puncak, kami pergi ke sana menggunakan bus
pariwisata. Saya pergi ke sana bersama teman-teman sekelas dan guru-guru, saya
tidak ditemani oleh kedua orang tua saya. Kami menginap di sana selama dua hari
satu malam. Kami tiba di sana siang hari dan langsung melaksanakan ibadah
shalat dzuhur yang dijamak dengan shalat ashar. Setelah itu kami makan siang
dan dilanjuti dengan acara pengumuman kelulusan. Saat itu adalah saat-saat yang
paling mengharukan bagi saya. Kami dikumpulkan di satu ruangan besar bersama dengan
guru-guru dan orangtua kami, lalu kami dibagikan selembar kertas yang dilipat
dengan rapi. Kami disuruh menutup mata dan membayangkan kedua orangtua kami,
jasa-jasa mereka, kasih sayang mereka, dan hal-hal yang berkaitan dengan kedua
orangtua kami. Tidak terasa kami yang berada di ruangan itu sudah menangis,
lalu kami disuruh membuka kertas tersebut. Saat itu, nangis saya semakin kejer
karena saya lulus dan mendapatkan nilai yang memuaskan. Saya tidak menyangka
saya bisa mendapatkan nilai setinggi itu:”) karena orangtua saya tidak ikut,
saya tidak bisa memeluk mereka tetapi saya langsung mengabari mereka. Kedua
orangtua saya memberi selamat lewat telepon. Saya dan teman-teman saya saling
berpelukan karena bahagia. Saking bahagianya, ada teman saya yang pingsan lalu
dia kesurupan. Awalnya hanya teman saya saja yang kesurupan, lalu merambat ke
guru saya, Pak Bustanul. Keadaan seketika menjadi tegang, guru agama saya, Pak
Muhadi segera membacakan surat al-fatihah untuk mereka berdua. Alhamdulillah
mereka cepat sadar dan kami pun dapat melanjutkan acara kami, yaitu shalat
maghrib yang dijamak dengan shalat isya karena kami akan mempunyai acara sampai
malam.
Malamnya,
saya dan teman sekelas dikumpulkan di lapangan besar untuk melaksanakan acara
api unggun. Kami disuruh membentuk lingkaran di sekitar api unggun lalu kami
disuruh bergenggaman tangan satu sama lain. Guru saya, Pak Dindin, menyanyikan
lagu Semua Tentang Kita dari Peterpan. Kami pun ikut menyanyikan lagu tersebut
dan suasana haru terjadi lagi. Guru saya yang lain, Pak Bustanul, merekam kami
sambil mengatakan kata-kata kenangan tentang kami serta kata-kata perpisahan. Udara
malam itu sangat dingin, tetapi kami tetap hangat karena kehangatan yang kami
ciptakan sendiri. Tidak terasa hari sudah larut, kami pun kembali ke villa kami
masing-masing. Yang perempuan kembali ke villa untuk perempuan, dan yang lelaki
kembali ke villa untuk laki-laki. Ohiya, villa kami itu agak seram, jadi ketika
disuruh kembali ke villa masing-masing kami tidak berani. Akhirnya ada salah
satu kakak teman saya, Kak Devy yang menemani kami menuju villa masing-masing. Saat
itu sedang musim piala dunia, jadi teman sekelas saya yang laki-laki memutuskan
untuk menonton tv di villa perempuan karena mereka juga sebenarnya takut dengan
villa mereka karena ada kejadian yang kurang mengenakan. Ada untungnya juga sih
mereka menginap di villa perempuan, saya dan teman-teman cewek saya lainnya
jadi tidak takut untuk tidur karena di luar sangat ramai. Teman-teman cowok
saya bergadang sampai acara bolanya selesai. Setelah itu mereka kembali ke villa
mereka karena sudah ngantuk dan tidur.
Keesokan
paginya adalah acara bebas. Ada yang jalan-jalan pagi, berenang, dan main bulu
tangkis. Saya memilih untuk duduk-duduk di pinggir kolam renang sambil melihat
teman-teman saya yang sedang bermain di kolam renang. Saya juga menyempatkan
diri untuk berfoto bersama teman-teman saya untuk kenang-kenangan.
Setelah
puas bermain di kolam renang, saya menemani teman saya untuk berganti pakaian
lalu kami pergi ke jalan-jalan ke bawah. Di bawah, kami melihat pemandangan
yang bagus. Ada banyak pohon dan sungai yang airnya jernih. Kami duduk-duduk di
pendopo sambil makan bakso, dan tidak lupa juga untuk berfoto bersama.
Selanjutnya kami naik lagi ke atas untuk melaksanakan shalat dzuhur berjamaah
dan makan bersama. Setelah itu, kami kembali ke Jakarta dan pulang ke rumah
masing-masing.
Selain
di sekolah, saya juga mempunyai teman-teman di rumah, ada Reni, Indah, Pipit,
Susan, Iqbal, Tata, dan Tono. Dulu kami sering bermain Galasin atau Gobak
Sodor. Selain itu kami juga sering bermain taplak, tap jongkok, petak umpet,
polisi-maling, gundu, dll. Biasanya kami bermain galasin pada malam hari dan
kami juga suka mengajak anak-anak dari RT lain untuk mengadu kekuatan. Saya
juga suka bermain boneka Barbie dengan teman saya, Wiwin. Kami biasanya bermain
di rumah saya, rumah wiwin, atau di teras rumah orang lain. Saat musim liburan
tiba (ketika bulan Ramadhan), kami biasanya melaksanakan subuhan dan shalat
taraweh bareng. Setelah subuhan, kami bermain bulu tangkis di depan rumah kami
sampai pagi agar kami menjadi lelah lalu tertidur lelap dan ketika bangun hari
sudah sore. Sore harinya, kami membantu ibu menyiapkan makanan untuk berbuka di
rumah masing-masing. Makanan favorite untuk berbuka di rumahku adalah bihun
atau kwetiaw goreng yang dilengkapi dengan gorengan tahu ditambah sambal kacang
dan minumnya adalah es kelapa muda yang dicampur dengan sirup, selain itu,
kolak dan es teh manis juga menjadi menu andalan keluarga saya.
Ketika
shalat taraweh, saya dan teman saya akan mendengarkan ceramah yang disampaikan
oleh Pak Ustadz karena kami harus menuliskan kembali ceramahnya ke dalam buku tugas
yang diberikan oleh sekolah kami masing-masing ketika bulan puasa, setelah itu
kami harus meminta tanda tangan Pak Ustadz sebagai bukti bahwa kami
mendengarkan dan mengikuti shalat taraweh.
Sehabis
shalat taraweh, saya dan teman-teman saya biasanya bermain monopoli, galasin,
atau hanya duduk-duduk sambil mengobrol sampai larut malam. Suasana yang
sangaaaat saya rindukan, yang sekarang sudah jarang bahkan tidak terjadi lagi.
Semuanya kini sudah sibuk dengan urusannya masing-masing. Ada yang bekerja,
sekolah, dan sibuk menata kehidupannya. Saya kangen masa-masa dimana ketika
tahun baru saya dan teman saya bakar-bakaran jagung dan membuat wedang jahe,
lalu ketika pukul 12 tengah malam, kami naik ke atap rumah teman saya untuk
melihat kembang api dari dekat dan kami juga bisa melihat banyak kembang api
yang dinyalakan dari berbagai tempat. Kami bisa melihat kembang api yang
dinyalakan di Ancol, di Apartment Laguna, dan lain-lain. Kami di sana sampai
tidak terdengar suara kembang api lagi, lalu kami turun dan mengobrol sampai
pagi, ada juga yang langsung masuk ke rumah masing-masing karena sudah ngantuk.
***
Saya
memutuskan untuk memilih SMPN 5 Jakarta setelah saya lulus SD. Awalnya saya
tidak ingin masuk SMPN 5, tetapi setelah mempertimbangkan hal-hal akhirnya saya
mantap untuk memilih sekolah itu. Saya ditempatkan di kelas 7-4 dan teman
sebangku saya adalah Diska. Pas pertama masuk sekolah, saya sama diska hanya
senyam-senyum dan tidak menanyakan nama masing-masing karena saya sudah tau
namanya dari nametag yang dipakainya. Diska ini orangnya unik, uniiiik banget. Waktu
kelas 7 rambutnya diska masih keriting lebat dan masih memakai poni hahahaha lalu
setelah beberapa bulan sekolah, rambutnya diska di rebonding tetapi hanya
bagian poni. Diska ini anak kelahiran tahun 1997, waktu kelas 7 tinggi saya
sama diska sama, tetapi sekarang dia lebih tinggi daripada saya-_- saat ini
Diska lagi mengenyam pendidikan di salah satu universitas negeri di Bandung
dengan prodi (insya Allah) perminyakan, doain yaa teman-teman semoga diska bisa
masuk prodi ituu aamiin. Selain Diska, saya juga mengenal Tari, Elsye, dan
Darawira di kelas 7-4. Ohiya, saya masuk ke sekolah itu bersama dengan beberapa
teman sd saya, Nadya, Ika, dan Niko. Mereka bertiga ditempatkan di kelas yang
sama, kelas 7-5, dan saya terpisah sendiri. Kami selalu pulang bareng dengan
menggunakan angkutan umum 02 karena rumah kami searah. Nadya dan Ika rumahnya
di Muara Angke, Niko di Muara Karang, dan Saya di Pluit Dalam. Ketika pulang
cepat, kami suka berkunjung ke museum-museum di Kota Tua, Museum Bank Mandiri
dan museum Fatahillah. Di museum, kami tidak begitu memperhatikan sejarahnya,
kami hanya berfoto-foto dan bermain hehehehe. Saat berkunjung ke Museum Bank
Mandiri, kami suka bermain di perpustakaannya karena di sana banyak mainan. Ada
congklak, bola bekel, dan bola-bola kecil. Selain itu, kami juga suka bermain
ayunan dan kuda-kudaan di tamannya lalu berfoto bersama. Setelah itu kami
pulang ke rumah masing-masing.
Nadya
dan Niko sukaaa sekali baca komik dan novel. Mereka sering bertukar komik dan
novel milik mereka. Akan tetapi, waktu kelas 8, Niko pindah ke Surabaya.
Sebagai kenang-kenangan, Niko membagikan semua komik dan novelnya kepada
teman-temannya. Kalau Ika, dia ini anaknya gaul abizz tapi dia tetep rendah
hati, suka belanja, cantik. Ika sekarang kuliah di Universitas Gunadarma juga
tetapi beda jurusan sama saya. Ika ini orangnya suka bangeeet foto. Saat
melihat hasil fotonya, Ika suka menguploadnya ke salah satu media sosial dengan caption “jelek-_-“ padahal kalau jelek seharusnya dia tidak
menguploadnya.
Ketika
kenaikan kelas, Saya dan Diska terpisah. Saya di kelas 8-4 bersama Nadya dan
Diska di kelas 8-1 bersama Darawira. Meskipun begitu, kami tetap main bareng.
Melalui Diska, saya mengenal Ajeng, Caca, dan Zahra. Mereka orangnya kocak
banget, gaktau malu, tapi tetep baik kok. Oiya, di kelas 8-4 saya juga mulai
mengenal Danarafi. Di kelas lain, 8-3, Ika dan Elsye bersatu. Daaan dari
situlah hubungan kami semakin dekat lalu terbentuklah suatu perkumpulan atau
biasa disebut “geng” tanpa disengaja. Namanya adalah The Lalers, yang terdiri
dari Saya, Diska, Caca, Ajeng, Zahra, Darawira, Danarafi, Ika, Nadya, Tari, dan
Elsye. Mungkin lebay, tetapi, bersama mereka hidup saya menjadi lebih indah.
Lanjut ke kelas 9, saya sekelas lagi dengan
Nadya, ditambah dengan Caca dan Ajeng. Kami bersatu di kelas 9-3. Saya dan
Nadya duduk bersama lagi, Ajeng dan Caca duduk dibelakang kami. Saya suka
sekali dengan kelas 9-3 karena anak-anaknya baik dan asik. Yang saya ingat dari
kelas ini adalah ketika tidak ada guru, kami bukannya belajar bareng, tetapi
malah sibuk bermain. Anak-anak lelaki bermain perang-perangan dengan melempar
penghapus, lalu kami berempat yang takut menjadi korban akhirnya berlindung di
bawah meja sambil menutupi badan kami dengan menggunakan tas. Selain kejadian-kejadian
tersebut, yang saya ingat dari kelas 9-3 yang lain adalah wali kelasnya. Wali
kelas kami adalah Pak Edi Sumarno alias Pak Edi. Kalau kata anak TL sih Pak
Godek karena beliau suka godek-godek kepala hehe, Pak Edi juga ganteng, jadi
banyak anak-anak yang suka sama dia. Akan tetapi, Pak Edi ini orangnya kalem,
dingiiin kaya es, gakdeng lebay-_- saya punya pengalaman yang kurang enak sama
guru ini. Jadi, waktu itu saya sedang dikasih kejutan sama TL karena saya
sedang ulang tahun. Lalu Pak Edi leewat didepan kami. Teman-teman saya menyuruh
saya untuk mengasih kue ultah saya ke pak Edi. Awalnya saya tidak mau karena
takut Ia tidak mau tetapi teman-teman saya memaksa dan akhirnya saya
memberanikan diri untuk kasih kue tersebut. Ketika saya ingin kasih kue
tersebut, Pak Edi bingung, diam, lalu lanjut berjalan. Saat itu rasanya saya
ingin nyebur saja ke kali di depan sekolah saya. Saya sangat malu dan ketika
berbalik, teman-teman saya sedang menertawakan saya karena ditolak lalu mereka
bilang saya harus sabar-___- sejak saat itu saya jadi malas sama Pak Edi dan
kadang malu sendiri saat melihat beliau.
Memasuki
kelas 9, hubungan The Lalers semakin dekat, dan kami juga sudah mulai dekat
satu sama lain. Setiap ada anggota TL yang ulang tahun, pasti dikerjain dan
dikasih kejutan. Waktu itu salah satu teman kami, Zahra, sedang berulang tahun.
Saya lupa sebulan atau dua minggu sebelum ulang tahunnya dia, kami berencana
untuk ngerjain dia dengan cara memusuhi dia. Kami sepakat untuk tidak meladeni
Zahra saat dia ngomong dan kami juga mengejeknya ketika dia lewat. Awalnya dia
masih sok asik, tapi lama-kelamaan dia risih juga dan tidak main bersama kami
selama sebulan itu. Dia juga berjalan sambil nunduk ketika melewati atau
berpapasan dengan kami dan tidak bertegor sapa. Selama sebulan kami terus
bersikap begitu kepada Zahra lalu sampailah pada hari H, hari ulangtahunnya!!!
Saat itu sedang jam istirahat. Kami diam-diam mendatangi kelasnya dan kami
melihat Zahra sedang duduk menunduk sendiri di pojokan, saya sebenarnya tidak
tega melihat Zahra seperti itu tetapi yaa demi kesuksesan kejutan kami jadi yaa
harus tega. Kami langsung menyanyikan lagu selamat ulangtahun untuk Zahra. Ia
kaget bukan main. Kami langsung menjelaskan kalau sikap kami selama sebulan itu
hanya pura-pura, hanya ingin bikin dia kesel saja. Setelah tiup lilin, kami
juga memberikan Zahra sebuah kado. Hari yang indah itu ditutup dengan memakan
kue, berfoto, dan tertawa bersama.
Selain
memberikan kejutan kepada anggota yang berulang tahun, kami juga suka bermain
ke rumah-rumah anggota TL. Dari semua anggota TL, hanya rumah Ajeng dan Nadya
yang belum pernah kami kunjungi. Dari semua rumah anggota TL, rumah Caca dan
Diska yang paling sering menjadi korban kerusuhan kami.
1
Juni 2010 sebagai tanggal terbentukya The Lalers, dan untuk merayakan satu
tahun terbentuknya TL pada tahun 2011, kami pergi ke Ancol. Kami kesana
menggunakan bus Transjakarta jurusan Ancol. Kami ke sana bersepuluh karena
Nadya tidak ikut. Di sana kami bermain-main di pantai. Kami bermain air dan
pasir, kami juga menuliskan nama kami masing-masing di pasir. Setelah puas
bermain pasir, kami makan dan berfoto bersama. Selanjutnya kami muter-muter
naik perahu. Anginnya sangat kencaang, rambut kami jadi berantakan deh-_-. Di
atas kapal kami bernyanyi dan menggila bersama, tidak lupa juga kami membuat
video untuk Nadya. Saya dan teman-teman saya sebenarnya agak kesal dengan Nadya
karena dia tidak ikut. Si Diska bahkan marah beneran sama Nadya dan dia tidak
mau ngomong sama Nadya untuk waktu yang lumayan lama. Waktu sudah sore dan kami
pun kembali ke rumah masing-masing.
Menurut
saya, masa-masa SMP itu masa terindah dalam hidup saya. Di SMP, saya menemukan sahabat-sahabat saya
yang gila hahahaha kami suka menertawakan hal-hal yang dianggap orang lain
biasa saja. Saya sangat nyaman bersama mereka, Saya tidak perlu merasa jaim di
depan mereka. Oiya, sewaktu kelas 9, sekolalah saya mengadakan PM (penambahan
materi) yang diadakan setiap hari setelah jam pelajaran selesai. Sebelum
memulai PM, saya dan teman-teman pasti berkumpul untuk mengobrol. Biasanya kami
mengobrol di depan kelas dan kalau hari Jumat, kami ngumpul di KFC di suatu
mall dekat sekolah kami, Golden Truly. Di sana, kami hanya memesan minum dan
selebihya hanya mengobrol sambil menunggu shalat jum’at selesai dan setelah itu
kami kembali ke sekolah kami.
Waktu
terus berlalu, tidak terasa Saya melaksanakan Ujian Nasional lagi. Saya lupa
tepatnya tanggal berapa, yang saya ingat hanya saya datang ke sekolah lalu saya
melihat beberapa polisi berjaga di sana. Sebelum melaksanakan ujian, saya dan
teman-teman saya berdoa bersama agar kami diberikan kemudahan dan kelancaran
dalam mengerjakan soal. Setelah selesai, kami berkumpul sebentar lalu pulang ke
rumah masing-masing. Di rumah, saya tidak belajar, saya hanya membaca sekilas
materi yang telah diberikan oleh guru saya. Begitulah seterusnya sampai ujian
selesai. Setelah ujian berakhir, saya harus menunggu sekitar satu bulanan untuk
mengetahui hasilnya. Sambil menunggu pengumuman kelulusan, ketika teman-teman
saya sedang asyik liburan, saya dan beberapa teman saya (Diska, Tari, Darawira,
Caca, Bagus) malah sibuk mendaftar ke SMAN 68 Jakarta. Untuk menjadi siswa
disana, kami harus melewati beberapa tes terlebih dahulu. Ada tes kemampuan
akademik, tes toefl, dan tes wawancara. Dari banyak orang yang mendaftar, hanya
diambil 246 orang yang merupakan 246 nilai tertinggi yang sudah diurutkan pada
tes kemampuan akademik.
Sebulan
berlalu, tibalah waktunya pengumuman hasil Ujian Nasional. Saya ingat sekali
saat itu saya sedang menemani ibu saya ke pasar lalu tiba-tiba handphone saya berbunyi. Ternyata ada
pesan masuk dari teman saya. Dia mengabari bahwa saya lulus dan dia juga
memberitahu nilai UN saya dan Alhamdulillah hasilnya memuaskan. Saya langsung
memberitahu ibu saya saat itu juga dan ibu saya ikut senang, yeayyyy \(^.^)/
selang beberapa hari dari pengumuman hasil UN, saya mendapat kabar lagi dari
teman saya kalau saya lolos dan resmi menjadi siswi SMAN 68 Jakarta. Saya
sangat senang. Akhirnya perjuangan saya selama ini dan bapak saya tidak
sia-sia.
Jakarta,
Juli 2011
Hari ini saya resmi menjadi anak
SMA. Yang saya pikirkan tentang
masa-masa SMA adalah mempunyai banyak teman, bersenang-senang, pacaran, dan
bahagia seperti sinetron di televisi. Tapi ternyata saya salah. Kehidupan SMA
yang sebenarnya itu ternyata lebih berat….tugasnya. Tugas membuat laporan
praktikum, hapalan, bikin presentasi, tugas kelompok dan banyak lagi. Awalnya
saya agak kaget dengan sekolah ini karena siswanya pintar-pintar. Saya yang
biasanya mendapat peringkat 10 besar, menjadi tidak ada peringkat. Saya sangat
kecewa dengan diri saya. Lalu saya pun melakukan sedikit perubahan dan lambat
laun nilai saya meningkat walaupun peningkatannya kecil.
Di hari pertama sekolah seperti biasa
diadakan pra-mos selama dua hari dengan tujuan lebih mengenal sekolah. Setelah
itu diadakan MOS selama tiga hari dengan tujuan lebih mengenal teman sekelas
dan menguji kekompakan kelas. Lalu dilanjutkan dengan LDKS (Latihan Dasar
Kepemimpinan Siswa) selama tiga hari yang berlokasi di luar Jakarta. Melalui
LDKS, Saya jadi mengenal teman-teman angkatan saya, 2014 dan melalui LDKS juga
saya mengerti kalau kesolidan satu angkatan sangatlah penting.
Oiya, Saya ditempatkan di kelas X-7 dan
teman sebangku saya bernama Safira Aimee Andara biasa dipanggil Aim. Aim ini
anak marching band, berkerudung, memakai behel, dan suka tidur. Ya, hobi kami
samaan, sama-sama suka tidur di kelas. Aim mendapat angket “tertidur” di kelas
dan hal itu bertahan sampai kelas XII. Di kelas ini, saya juga mengenal
Kartini, Marsha, dan Harumi. Sebenarnya masih banyak lagi, tapi mereka ini yang
dekat dengan Saya. Kartini ini anaknya gembul, kalau ketawa nyaring bangeet,
asik banget diajak gila-gilaan. Tini juga suka banget makan, tapi sayangnya
Saya dan Tini harus pisah karena saya mengambil jurusan IPA dan Tini IPS.Temen
sebangku Tini itu Harumi atau Umi. Umi ini korban kejailan si Tini, dengan kata
lain sih Tini suka menindas Umi hahahaha. Walaupun begitu, mereka saling
menyayangi kok hehehe. Kalau Marsha ini anaknya rajin dan pintar bangeet,
walaupun begitu, dia tidak sombong dan juga dia sangat baik. Marsha suka
membantu Saya kalau tidak mengerti apa yang dijelaskan oleh guru saya. Oiya,
Saya, Tini, dan Marsha mempunyai panggilan masing-masing. Saya dipanggil Titut,
Tini dipanggil Tindut, dan Marsha dipanggil Markim.
Anak perempuan di X-7 disebut dengan
Wekeche (cewek keche) dan anak lelakinya disebut Wokeche (cowok keche). Saya
senang sekali bisa menjadi bagian dari kelas ini karena anaknya asik-asik,
baik, dan juga kompak, selain itu, walikelas kami, Madame Anny, juga seseorang
yang baik. Saya ingat waktu itu Madame Anny sedang berulang tahun dan kami
memberikan surprise, lalu besoknya
Madame Anny membagikan kami es krim.
Jakarta,
Juli 2012
Saya ditempatkan di kelas X1 IPA 2.
Seperti kelas saya sebelumnya, anak-anak di kelas ini juga asik-asik dan baik.
Yang Saya ingat dari kelas ini adalah paduan suaranya. Jadi, kelas ini suka
dipanggil untuk menjadi paduan suara ketika upacara di walikota. Walaupun hanya
dibayar dengan makanan ringan, kami tetap senang karena kami bisa bolos
pelajaran pada hari Senin pagi. Kelas kami juga pernah diundang untuk menjadi
paduan suara dalam acara Hari Konsumen Indonesia. Setelah tampil di acara
tersebut, Saya dan teman-teman saya pergi ke Metropole untuk menonton bioskop. Waktu
itu film yang kami tonton adalah Iron Man 3.
Jakarta,
2013
Di tahun 2013, tepatnya tanggal 22
Februari saya berusia 17 tahun. Saya sangat senang karena di ulangtahun saya
yang ke 17 ini saya mendapat banyak kejutan. Mulai dari teman sekelas saya, XI
IPA 2, teman dekat saya, dan juga teman-teman SD saya. Alasan lainnya adalah
karena saya akan mempunyai KTP. Oiya, sewaktu SMA saya mengikuti
ekstrakurikuler ELPALA (Enam Lapan Pecinta Alam). Jumlah anggota angkatan saya
sebanyak delapan orang, dan kami itu angkatan ke-27 dengan nama angkatan Banyu
Ancala yang berarti air gunung. Diberi nama tersebut karena waktu pelantikan
angkatan saya, sering sekali hujan. Saya senang sekali bisa menjadi salah satu
anggota ELPALA karena kekeluargaannya sangat erat. Ketika sudah menjadi
anggota, kami semua itu seperti saudara. Kami boleh memanggil anggota yang
lebih tua dengan namanya tanpa embel-embel Kak.
Juli, 2013. Saat ini saya kelas XII,
tepatnya XII IPA 1. Teman sebangku saya bernama Vidya Amelia. Vidya ini teman
sebangku teman saya, Dillah, waktu kelas sepuluh. Vidya ini anaknya baik
banget, pinter banget, dan sabar banget. Saya dan teman saya, Rika, suka
diajarin sama dia pelajaran matematika. Vidya ini jago banget matematikanya.
Sekarang Vidya kuliah di salah satu universitas negeri di Depok, tetanggaan sama kampus saya,
jurusan Matematika.
XII IPA 1 atau 1R (One Relaxation)
adalah kelas yang paling asik menurut saya karena di kelas ini tidak ada lagi
jaim-jaiman karena mayoritas dari kami sudah saling mengenal sebelumnya. Yang
paling saya ingat dari kelas ini adalah kegilaannya. Saat jam kosong, Keiichi
dkk yang terdiri dari Keiichi, Jonah, Glenn, dan Jerry suka menciptakan lagu
yang bisa mengocok perut dan juga mereka suka menggebuk-gebuk meja sambil
bernyanyi secara spontan sehingga menimbulkan tawa.
Ketika kelas 12, seluruh siswa akan
diberikan tugas akhir. Jurusan IPA pergi ke Gunung Halimun dan yang jurusan IPS
pergi ke Badui. Saya dan teman sekelas saya pergi ke gunung Halimun.
Sebelumnya, kami melakukan kunjungan dahulu ke PT PJB di Muara Karang yang
kebetulan adalah kerjaan Bapak saya. Selain ke sana, sebagian kelas lainnya
juga mengadakan kunjungan ke pabrik-pabrik lain. Setelah melalui perjalanan
sekitar 3 jam dengan menggunakan bus, kami akhirnya sampai di suatu tempat
truk-truk besar. Ternyata kami harus mengganti bus kami dengan truk agar sampai
ke rumah penduduk. Kami beramai-ramai menaiki truk, berdesak-desakan, melewati
jalan yang berliku-liku, dan akhirnya setelah satu jam perjalanan, sampai juga
kami di rumah penduduk. Ketika sampai, saya langsung memilih kamar dan
membersihkan badan.
Keesokan harinya, saya dan teman-teman
saya lainnya (satu jurusan) pergi menjelajahi hutan. Sebelumnya, kami
mengadakan percobaan bertahan hidup terlebih dahulu. Setelah selesai, kami
menyempatkan untuk berfoto bersama lalu kami memasuki hutan. Saat menjelajahi
hutan, sangat diperlukan kekompakan dan kerjasama satu sama lain. Setelah
sekitar 4jam kami menjelajahi hutan, kami sampai di tempat peristirahatan untuk
makan. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan menuju air terjun. Ketika sampai
di air terjun, saya langsung melepas sepatu saya dan bermain air di sana.
Teman-teman saya lainnya ada yang berendam dan mandi di sana. Saya hanya
merendam kaki saya dan mencuci muka saya karena saya tidak membawa baju ganti
saat itu. Setelah puas bermain air, saya dan teman saya kembali ke rumah
penduduk tempat kami menginap. Kami kira jaraknya tidak jauh, ternyata jaraknya
jauuuuh sekali. Sesampainya di rumah penduduk, saya langsung mandi dan tidur
sebentar. Sore harinya, saya dan teman sekelas saya bermain truth or dare. Sialnya, Saya kalah dalam
permainan dan saya memilih dare. Saya disuruh berjoget di depan anak-anak kelas
internasional dan direkam juga!! Saya sangat malu saat itu, tapi apalah daya
saya tidak bisa menolak karena itulah resiko saya memilih dare. Permainan
tersebut tidak berlangsung lama karena beberapa dari kami harus memasak untuk
makan malam. Setelah makan malam, kami beristirahat di kamar kami
masing-masing.
Keesokan harinya, kami bersiap untuk
pulang. Sebelum pulang, kami melakukan kunjungan lagi ke pabrik teh. Kami pergi
ke sana menggunakan truk. Di sana, kami diberitahu bagaimana cara mengolah teh
dari yang awalnya berupa daun hijau hingga menjadi serbuk-serbuk teh berwarna
coklat. Kami juga diberikan kesempatan untuk mencicipi teh tersebut. Tehnya
enak dan wangi. Saya juga membeli teh tersebut untuk kedua orangtua saya
dirumah karena Ibu saya suka sekali minum teh.
Kami melanjutkan perjalanan kami ke
pangkalan truk untuk mengganti kendaraan. Kami kembali ke Jakarta dengan
menggunakan bus dan sampai di sana malam hari. Saya sangat capek, jadi ketika
sampai di rumah saya langsung membersihkan badan, shalat, lalu tidur.
Jakarta,
2014
Tahun ini, saya kembali melaksanakan
Ujian Nasional. Walaupun sudah dua kali melaksanakan UN, saya tetap saja
deg-degan. Saya tidak terlalu siap dalam menghadapi UN ini karena masih ada
materi yang belum saya mengerti sepenuhnya. Karena itulah NEM saya tidak begitu
memuaskan, walaupun begitu saya harus tetap bersyukur karena siswa/siswi di
sekolah saya lulus 100%.
Selepas SMA, saya melanjutkan kuliah
di Universitas Gunadarma jurusan Teknik Industri. Awalnya saya ingin mengambil
jurusan Arsitektur tetapi ternyata kuotanya sudah penuh huhu. Saya sempat sedih
karena Saya bercita-cita ingin menjadi seorang arsitek. Tetapi mungkin ini
adalah jalan terbaik untuk saya.
Dari
awal mendaftar sampai melakukan beberapa tes, Saya selalu ditemani oleh Bapak
saya. Saat melakukan tes tertulis, saya ditemani oleh bapak saya tapi hanya
sebentar karena bapak saya harus kerja. Karena Saya tidak mau menunggu
sendirian, Saya memberanikan diri untuk berkenalan dengan peserta tes lainnya,
Gadiza. Diza ini anaknya baik banget, asik juga. Walaupun baru kenal, tapi saya
merasa dekat sama dia. Diza mengambil jurusan psikologi. Sebenarnya Diza pengen
banget masuk jurusan hukum, tapi karena tidak ada jurusan itu di UG, jadinya
dia mengambil jurusan psikologi. Saya kalau ada masalah suka cerita ke dia
karena dia itu psikolog saya hahahaha. Tapi sekarang kami jarang bertemu karena
jadwal kami yang bentrok dan lokasi kampus yang berbeda.
Oktober,
2014
Setelah melihat kelas di BAAK, saya
bergabung di kelas 1ID06 yang terdiri dari 48 anak. Wali kelasnya bernama Ibu
Dessy yang juga sebagai guru Dasar Komputer dan Pemrograman 1B. Awalnya Saya
tidak terlalu nyaman berada di kelas ini, mungkin karena saya belum kenal
dengan anak-anaknya. Tetapi, seiring dengan berjalannya waktu, Saya sudah
lumayan nyaman dengan kelas ini. Anak-anaknya baik. Anak-anak di kelas ini
kebanyakan berasal dari daerah. Ada yang berasal dari Padang, Lampung, Banten,
dan lain-lain. Walaupun begitu, kami tetap kompak satu sama lain.
IBU
Ibu...
Tiga
huruf yang sangat berarti
Yang
melahirkanku ke dunia ini
Dan
merawatku dengan sepenuh hati
Ibu...
Adalah
wanita yang sangat istimewa
Dan
mulia hatinya
Bagai
bidadari dari surga
Ibuku
bukanlah seorang penyanyi
Tetapi
suara lembutnya dapat membuatku terlelap
Ibuku
bukanlah seorang koki yang handal
Tetapi
Ia dapat memberikan makanan terbaik untuk anaknya
Ibuku
juga bukan seorang pelukis
Tetapi
Ia mampu mewarnai hidupku dan membuatnya lebih indah
Ibu...
Untuk
tenaga yang telah kau korbankan
Untuk
waktu yang telah kau luangkan
Dan
untuk kasih yang telah kau berikan
Aku
ucapkan
Terima
kasih, Ibu
AYAH
Matahari
terbit di ufuk timur
Ayam-ayam
mulai berkokok
Pertanda
hari sudah pagi
Pagi
ini, kau bangun dengan senyum dan semangat di hati
Siap
pergi untuk mencari sesuap nasi
Demi
anak dan istri
Walaupun
terkadang sibuk
Kau
tidak pernah melupakan keluargamu
Karena
bagimu, kebahagiaan keluarga adalah segalanya
Ayahku
adalah pahlawanku
Yang
selalu menolongku disaat aku membutuhkan
Ayahku
adalah penyemangatku
Yang
menguatkanku disaat aku lemah
Ayahku
adalah ayahku
Seorang
pria yang memiliki pipi bulat seperti telur ketika sedang tertawa
Seorang
yang jarang mengucapkan sayang dan memeluk anak-anaknya
Tetapi
akan sangat marah apabila ada lelaki yang melukai perasaan mereka
Itulah
ayahku, ayah terbaikku