Senin, 05 Januari 2015

Perjalanan Hidupku



Hai, nama saya Tia Febrita. Lahir di Jakarta pada hari Kamis, 22 Februari 1996 yang berarti saya berzodiak Pisces dan kebetulan juga saya lahir saat banjir besar melanda daerah saya. Saat ini saya berumur 18 tahun dan saya adalah anak kedua dari pasangan Bapak Subur dan Ibu Yati. Saya mempunyai dua saudara kandung dan semuanya perempuan, yaitu Viren dan Desta. Pada kali ini saya akan menceritakan sedikit tentang kehidupan saya, mulai dari saya lahir sampai saat ini. Tentang keluarga, impian, sahabat, dan…percintaan.
Hubungan saya dan keluarga bisa dibilang tidak terlalu dekat, walaupun begitu, kami semua tahu kalau kami saling menyayangi. Ibu saya bernama Yati. Beliau ini orangnya cerewet, suka ngomel, tetapi itulah yang membentuk saya menjadi seorang seperti ini. Ibu saya pintar masak, masakan yang dibuatnya selalu enaaak, itulah kenapa badan saya menjadi bulet seperti ini hehehehe. Ibu saya tidak terlalu suka pergi ke acara rapat sekolah ataupun ke bank alasannya sih jauh, capek, dan….malas tanda tangan. Ibu saya paling malas kalau disuruh tanda tangan karena Ia tidak bisa meniru tanda tangan yang berada di ktpnya, oleh karena itu Ibu saya selalu mengajak bapak saya atau menyuruh bapak saya untuk datang ke acara rapat sekolah.
Bapak saya bernama Subur, seorang karyawan swasta sekaligus staf RW. Bapak saya ini super sekali. Super baik, super cepet, dan super rajin. Bapak saya sangat suka sama dangdut, setiap  ada dangdutan pasti nyawer, dan adik saya pasti selalu marah-marah kalau bapak saya nyawer, alasannya sih duitnya lebih baik untuk beli baju atau untuk keperluan sehari-hari. Intinya sih bapak saya ini bapak terbaik di dunia menurut saya dan keluarga.
Kakak saya bernama Viren, lahir di Jakarta, 4 Juni 1992, 4 tahun lebih tua diatas saya, itulah yang menyebabkan kami sering bertengkar. Hobbynya suka minjem baju adik-adiknya hahahaha katanya sih kalau sudah kuliah memang begitu, suka kekurangan baju, dan sekarang hobby itu menular ke saya karena saya sekarang sudah menjadi mahasiswi di salah satu universitas swasta, Universitas Gunadarma. Kakak saya sudah lulus S1 dengan gelas Sarjana Farmasi dan sekarang sedang melanjutkan studinya untuk memperoleh gelar profesi apoteker di Universitas Pancasila, Depok.
Adik saya bernama Desta, nama lengkapnya adalah Destari. Lahir di Jakarta, 3 Desember 1998. Di keluarga ini, Destalah yang paling dekat dengan saya, mungkin karena jeda umur kita yang hanya 2 tahun. Desta suka sekali sama futsal. Walaupun seorang perempuan, desta ini jago banget main bolanya. Teman-temannya kebanyakan cowok. Oiya, Desta ini kapten futsal di sekolahnya loh, SMAN 2 Jakarta. Desta sudah biasa menjadi korban, baju-bajunya sering dipakai oleh saya dan kakak saya. Desta suka banget sama band asal luar negeri Maroon 5, selain itu dia juga suka mengoleksi Hotwheels.
***
Kata Ibu saya, saya dinamakan Tia Febrita karena saya lahir pada bulan Februari. Kata orang-orang sih saya orangnya pemalu, tetapi tenang, saya tidak malu-maluin kok. Waktu TK saya sangat pemalu, itu terlihat karena saya hanya mempunyai satu orang teman, kalau tidak salah namanya Ria. Selain itu, di pengajian juga saya hanya mempunyai satu orang teman, namanya Novi. Melihat kondisi saya yang seperti itu, ibu saya sempat berpikir untuk membawa saya ke seorang psikiater-__- tetapi akhirnya hal itu tidak terjadi.
Memasuki SD, saya mulai bergaul dengan teman-teman lainnya, walaupun saat itu awalnya saya hanya mempunyai 3 orang teman saja. Ohiya, saya melanjutkan SD di sekolah yang sama, yaitu SDS Pluit Raya. Memasuki kelas 2 SD, ada anak murid baru pindahan dari sekolah lain, namanya Widya Pratiwi Purnama yang biasa dipanggil Pipit. Pipit ini keturunan orang Jepang, matanya sipit, kulitnya putih bersih, dan rambutnya ikal panjang. Saat itu Pipit menjadi primadona sekolah. Kakak kelas banyak sekali yang suka sama Pipit, bahkan ada seorang kakak kelas cewek yang mengasih pipit coklat, katanya sih gemes. Pipit ini salah satu sahabat saya sewaktu SD. Saya lupa kenapa kami bisa dekat, mungkin karena tanggal lahir kami yang hanya beda satu hari, saya lahir pada tanggal 22 dan pipit lahir pada tanggal 23, selain itu mungkin karena kami sama-sama suka menggambar. Pipit ini jagooo banget gambarnya. Dulu saya suka meminta pipit untuk menggambar buat saya, dan dia mau! Baik banget kan dia huhu jadi kangenL. Saya sama pipit mempunyai panggilan masing-masing, dia memanggil saya dengan “kwetiaw” dan saya memanggilnya “pipiot” yang berasal dari tokoh kartun.
Semakin bertambahnya umur saya sadar kalau saya harus bergaul dan membuka diri kepada teman-teman saya. Pada kelas 4 SD saya mulai sering ngobrol dengan teman sekelas. Waktu itu sedang jamannya film kartun Naruto. Awalnya saya tidak begitu suka, tetapi teman-teman saya (Pipit, Nadya, Ulfa, Alif, dan Yogi) sering membicarakannya. Saya pun penasaran dan akhirya menonton film kartun itu agar nyambung saat diajak ngobrol oleh mereka. Melalui film kartun itu, aku menjadi dekat dengan Nadya dan Ulfa yang biasa dipanggil Paul. Ulfa ini anaknya tomboy, badannya tinggi, rambutnya ikal, lucu deh dia. Kalau si Nadya, dia itu orangnya jutek, waktu TK dia bossy banget sampe-sampe teman sekelas pada takut sama dia hahahaha termasuk saya-_- tetapi sekarang dia baik kokkk, baik banget. Ternyata si Nadya ini anaknya asik, bawel, lucu juga. Kalau dateng ke sekolah, si Nadya biasanya dibonceng sama bunda/ayahnya naik motor, lengkap sama adik-adiknya, penuh banget deh motornya.
Ketika saya kelas 5 SD, saya mengalami musibah kebakaran. Saya dan tetangga-tetangga saya lainnya tepatnya. Saat itu bulan Agustus, kalau tidak salah sebelum perayaan hari kemerdekaan, 17 Agustus. Warga di RT tempat saya tinggal sudah menyiapkan berbagai hadiah untuk perlombaan, tetapi itu semua hangus terbakar. Sebenarnya apinya lumayan jauh dari rumah saya, tetapi karena pemadam kebakarannya terlambat dan salah posisi, akhirnya daerah saya juga ikut terbakar. Bisa dibilang itu adalah kebakaran terbesar di sekitar Jakarta Utara karena hampir satu RW terbakar. Saat kebakaran terjadi, saya, kakak, dan adik saya diantar oleh om saya untuk mengungsi di rumah pakde saya di daerah wacung, sedangkan ibu dan bapak saya yang dibantu oleh saudara-saudara ibu saya, mengmbil barang-barang yang bisa diselamatkan. Di sepanjang jalan kami melihat asap yang tebal dan hitam. Besoknya setelah kejadian itu, saya sakit. Badan saya sangat lemas dan makan pun tidak ada rasanya padahal sudah dikasih garam yang banyak. Saya pergi ke dokter dan disuruh opname. Ketika saya di opname, teman-teman rumah saya datang menjenguk. Saya sangat senang karena walaupun mereka sedang tertimpa musibah, mereka masih peduli kepada saya. I love you guys<3
Setelah seminggu lebih diopname, saya diperbolehkan pulang dan kembali bersekolah oleh dokter. Di sekolah, teman-teman menanyakan kabar saya dan keluarga. Sekolah saya juga memberikan sumbangan kepada orang-orang yang tertimpa musibah kebakaran. Ohyaa! Waktu kelas 5 saya juga pernah mengikuti lomba matematika tingkat kecamatan kalau tidak salah, tetapi sayangnya saya dan teman saya tidak menang karena soal-soalnya susah bangetttt, seperti soal anak SMA padahal waktu itu kami masih SD-_- . Sekolah saya juga pernah mengikuti lomba gerak jalan yang dilaksanakan oleh kecamatan di dekat sekolah. Perwakilan dari sekolah hanya kelas 4,5, dan 6. Awalnya teman-teman kelas saya rapi baris dan jalannya, tetapi lama-kelamaan menjadi berantakan. Mungkin karena lapar, haus, dan sudah capek karena jarak yang harus kami tempuh lumayan jauh. Akhirnya kelas saya pun tidak menjadi juara.
Lanjut lagi yaa. Ketika saya kelas 6, saya sudah mulai membuka diri kepada teman-teman saya, saat itu saya sudah banyak mengobrol dengan teman-teman lelaki kelasan saya. Dan pada saat itu saya mulai menyukai teman sekelas saya hehehehe. Saya suka dia karena dia anaknya pinter, ganteng, tinggi, dan kulitnya putih. Banyaaak sekali yang suka sama dia tetapi saya yakin suatu saat dia pasti suka sama saya, daaan ternyata benar! Waktu saya SMP, dia nembak saya hahahaha tapi saya tolak, maaf yaaa. Oke balik ke topik awal. Waktu kelas 6, saya mulai dekat dengan sahabat saya yang sampai saat ini masih dekat dengan saya. Namanya adalah Eka Brilliana Fadillah, waktu SD sih dipanggilnya Dillah, tetapi semenjak SMA dia jadi dipanggil Pacil karena kepalanya yang kecil. Dillah ini orangnya pinteeer, bawel, asik, cantik, tapi keciiil banget. Dia sekarang udah jadi anak STAN, kasian dia sekarang ngekost jadi suka kesepian katanya. Rumahnya Dillah dekat dengan rumah saya dan Ulfa, jadi kami bertiga suka bergantian main ke rumah saya dan Dillah. Kedekatan kami dimulai karena kami sama-sama menyukai band asal luar negeri, Westlife. Kami suka bertukar lagu dan mengirimkan sms-sms yang berisi kata-kata gituu, harap maklum ya namanya juga anak baru gede hehehe.
Di kelas 6 ini saya diajar oleh Pak Slamet. Beliau orangnya asik, suka melawak, dan baik bangett. Saya inget banget dia pernah member pertanyaan “siapakah orang yang pertama kali ke bulan?” dan teman-teman sekelas saya pada menjawab Neil Amstrong, lalu beliau bilang salah dan Ia bilang kalau orang yang pertama kali ke bulan adalah dirinya, karena “Neil Amstrong pergi ke bulan dengan selamat (Slamet)”. Pak Slamet ini termasuk guru terfavorite di sekolah saya dan berkat dia juga lah saya bisa lulus SD dengan nilai yang memuaskan dan bisa masuk ke SMP yang saya idam-idamkan.
Ketika kelas 6, sekolah mengadakan acara perpisahan kelas sekaligus acara kelulusan angkatan saya. Berlokasi di daerah Puncak, kami pergi ke sana menggunakan bus pariwisata. Saya pergi ke sana bersama teman-teman sekelas dan guru-guru, saya tidak ditemani oleh kedua orang tua saya. Kami menginap di sana selama dua hari satu malam. Kami tiba di sana siang hari dan langsung melaksanakan ibadah shalat dzuhur yang dijamak dengan shalat ashar. Setelah itu kami makan siang dan dilanjuti dengan acara pengumuman kelulusan. Saat itu adalah saat-saat yang paling mengharukan bagi saya. Kami dikumpulkan di satu ruangan besar bersama dengan guru-guru dan orangtua kami, lalu kami dibagikan selembar kertas yang dilipat dengan rapi. Kami disuruh menutup mata dan membayangkan kedua orangtua kami, jasa-jasa mereka, kasih sayang mereka, dan hal-hal yang berkaitan dengan kedua orangtua kami. Tidak terasa kami yang berada di ruangan itu sudah menangis, lalu kami disuruh membuka kertas tersebut. Saat itu, nangis saya semakin kejer karena saya lulus dan mendapatkan nilai yang memuaskan. Saya tidak menyangka saya bisa mendapatkan nilai setinggi itu:”) karena orangtua saya tidak ikut, saya tidak bisa memeluk mereka tetapi saya langsung mengabari mereka. Kedua orangtua saya memberi selamat lewat telepon. Saya dan teman-teman saya saling berpelukan karena bahagia. Saking bahagianya, ada teman saya yang pingsan lalu dia kesurupan. Awalnya hanya teman saya saja yang kesurupan, lalu merambat ke guru saya, Pak Bustanul. Keadaan seketika menjadi tegang, guru agama saya, Pak Muhadi segera membacakan surat al-fatihah untuk mereka berdua. Alhamdulillah mereka cepat sadar dan kami pun dapat melanjutkan acara kami, yaitu shalat maghrib yang dijamak dengan shalat isya karena kami akan mempunyai acara sampai malam.
Malamnya, saya dan teman sekelas dikumpulkan di lapangan besar untuk melaksanakan acara api unggun. Kami disuruh membentuk lingkaran di sekitar api unggun lalu kami disuruh bergenggaman tangan satu sama lain. Guru saya, Pak Dindin, menyanyikan lagu Semua Tentang Kita dari Peterpan. Kami pun ikut menyanyikan lagu tersebut dan suasana haru terjadi lagi. Guru saya yang lain, Pak Bustanul, merekam kami sambil mengatakan kata-kata kenangan tentang kami serta kata-kata perpisahan. Udara malam itu sangat dingin, tetapi kami tetap hangat karena kehangatan yang kami ciptakan sendiri. Tidak terasa hari sudah larut, kami pun kembali ke villa kami masing-masing. Yang perempuan kembali ke villa untuk perempuan, dan yang lelaki kembali ke villa untuk laki-laki. Ohiya, villa kami itu agak seram, jadi ketika disuruh kembali ke villa masing-masing kami tidak berani. Akhirnya ada salah satu kakak teman saya, Kak Devy yang menemani kami menuju villa masing-masing. Saat itu sedang musim piala dunia, jadi teman sekelas saya yang laki-laki memutuskan untuk menonton tv di villa perempuan karena mereka juga sebenarnya takut dengan villa mereka karena ada kejadian yang kurang mengenakan. Ada untungnya juga sih mereka menginap di villa perempuan, saya dan teman-teman cewek saya lainnya jadi tidak takut untuk tidur karena di luar sangat ramai. Teman-teman cowok saya bergadang sampai acara bolanya selesai. Setelah itu mereka kembali ke villa mereka karena sudah ngantuk dan tidur.
Keesokan paginya adalah acara bebas. Ada yang jalan-jalan pagi, berenang, dan main bulu tangkis. Saya memilih untuk duduk-duduk di pinggir kolam renang sambil melihat teman-teman saya yang sedang bermain di kolam renang. Saya juga menyempatkan diri untuk berfoto bersama teman-teman saya untuk kenang-kenangan.
Setelah puas bermain di kolam renang, saya menemani teman saya untuk berganti pakaian lalu kami pergi ke jalan-jalan ke bawah. Di bawah, kami melihat pemandangan yang bagus. Ada banyak pohon dan sungai yang airnya jernih. Kami duduk-duduk di pendopo sambil makan bakso, dan tidak lupa juga untuk berfoto bersama. Selanjutnya kami naik lagi ke atas untuk melaksanakan shalat dzuhur berjamaah dan makan bersama. Setelah itu, kami kembali ke Jakarta dan pulang ke rumah masing-masing.
Selain di sekolah, saya juga mempunyai teman-teman di rumah, ada Reni, Indah, Pipit, Susan, Iqbal, Tata, dan Tono. Dulu kami sering bermain Galasin atau Gobak Sodor. Selain itu kami juga sering bermain taplak, tap jongkok, petak umpet, polisi-maling, gundu, dll. Biasanya kami bermain galasin pada malam hari dan kami juga suka mengajak anak-anak dari RT lain untuk mengadu kekuatan. Saya juga suka bermain boneka Barbie dengan teman saya, Wiwin. Kami biasanya bermain di rumah saya, rumah wiwin, atau di teras rumah orang lain. Saat musim liburan tiba (ketika bulan Ramadhan), kami biasanya melaksanakan subuhan dan shalat taraweh bareng. Setelah subuhan, kami bermain bulu tangkis di depan rumah kami sampai pagi agar kami menjadi lelah lalu tertidur lelap dan ketika bangun hari sudah sore. Sore harinya, kami membantu ibu menyiapkan makanan untuk berbuka di rumah masing-masing. Makanan favorite untuk berbuka di rumahku adalah bihun atau kwetiaw goreng yang dilengkapi dengan gorengan tahu ditambah sambal kacang dan minumnya adalah es kelapa muda yang dicampur dengan sirup, selain itu, kolak dan es teh manis juga menjadi menu andalan keluarga saya.
Ketika shalat taraweh, saya dan teman saya akan mendengarkan ceramah yang disampaikan oleh Pak Ustadz karena kami harus menuliskan kembali ceramahnya ke dalam buku tugas yang diberikan oleh sekolah kami masing-masing ketika bulan puasa, setelah itu kami harus meminta tanda tangan Pak Ustadz sebagai bukti bahwa kami mendengarkan dan mengikuti shalat taraweh.
Sehabis shalat taraweh, saya dan teman-teman saya biasanya bermain monopoli, galasin, atau hanya duduk-duduk sambil mengobrol sampai larut malam. Suasana yang sangaaaat saya rindukan, yang sekarang sudah jarang bahkan tidak terjadi lagi. Semuanya kini sudah sibuk dengan urusannya masing-masing. Ada yang bekerja, sekolah, dan sibuk menata kehidupannya. Saya kangen masa-masa dimana ketika tahun baru saya dan teman saya bakar-bakaran jagung dan membuat wedang jahe, lalu ketika pukul 12 tengah malam, kami naik ke atap rumah teman saya untuk melihat kembang api dari dekat dan kami juga bisa melihat banyak kembang api yang dinyalakan dari berbagai tempat. Kami bisa melihat kembang api yang dinyalakan di Ancol, di Apartment Laguna, dan lain-lain. Kami di sana sampai tidak terdengar suara kembang api lagi, lalu kami turun dan mengobrol sampai pagi, ada juga yang langsung masuk ke rumah masing-masing karena sudah ngantuk.
***
Saya memutuskan untuk memilih SMPN 5 Jakarta setelah saya lulus SD. Awalnya saya tidak ingin masuk SMPN 5, tetapi setelah mempertimbangkan hal-hal akhirnya saya mantap untuk memilih sekolah itu. Saya ditempatkan di kelas 7-4 dan teman sebangku saya adalah Diska. Pas pertama masuk sekolah, saya sama diska hanya senyam-senyum dan tidak menanyakan nama masing-masing karena saya sudah tau namanya dari nametag yang dipakainya. Diska ini orangnya unik, uniiiik banget. Waktu kelas 7 rambutnya diska masih keriting lebat dan masih memakai poni hahahaha lalu setelah beberapa bulan sekolah, rambutnya diska di rebonding tetapi hanya bagian poni. Diska ini anak kelahiran tahun 1997, waktu kelas 7 tinggi saya sama diska sama, tetapi sekarang dia lebih tinggi daripada saya-_- saat ini Diska lagi mengenyam pendidikan di salah satu universitas negeri di Bandung dengan prodi (insya Allah) perminyakan, doain yaa teman-teman semoga diska bisa masuk prodi ituu aamiin. Selain Diska, saya juga mengenal Tari, Elsye, dan Darawira di kelas 7-4. Ohiya, saya masuk ke sekolah itu bersama dengan beberapa teman sd saya, Nadya, Ika, dan Niko. Mereka bertiga ditempatkan di kelas yang sama, kelas 7-5, dan saya terpisah sendiri. Kami selalu pulang bareng dengan menggunakan angkutan umum 02 karena rumah kami searah. Nadya dan Ika rumahnya di Muara Angke, Niko di Muara Karang, dan Saya di Pluit Dalam. Ketika pulang cepat, kami suka berkunjung ke museum-museum di Kota Tua, Museum Bank Mandiri dan museum Fatahillah. Di museum, kami tidak begitu memperhatikan sejarahnya, kami hanya berfoto-foto dan bermain hehehehe. Saat berkunjung ke Museum Bank Mandiri, kami suka bermain di perpustakaannya karena di sana banyak mainan. Ada congklak, bola bekel, dan bola-bola kecil. Selain itu, kami juga suka bermain ayunan dan kuda-kudaan di tamannya lalu berfoto bersama. Setelah itu kami pulang ke rumah masing-masing.
Nadya dan Niko sukaaa sekali baca komik dan novel. Mereka sering bertukar komik dan novel milik mereka. Akan tetapi, waktu kelas 8, Niko pindah ke Surabaya. Sebagai kenang-kenangan, Niko membagikan semua komik dan novelnya kepada teman-temannya. Kalau Ika, dia ini anaknya gaul abizz tapi dia tetep rendah hati, suka belanja, cantik. Ika sekarang kuliah di Universitas Gunadarma juga tetapi beda jurusan sama saya. Ika ini orangnya suka bangeeet foto. Saat melihat hasil fotonya, Ika suka menguploadnya ke salah satu media sosial dengan caption “jelek-_-“ padahal kalau jelek seharusnya dia tidak menguploadnya.
Ketika kenaikan kelas, Saya dan Diska terpisah. Saya di kelas 8-4 bersama Nadya dan Diska di kelas 8-1 bersama Darawira. Meskipun begitu, kami tetap main bareng. Melalui Diska, saya mengenal Ajeng, Caca, dan Zahra. Mereka orangnya kocak banget, gaktau malu, tapi tetep baik kok. Oiya, di kelas 8-4 saya juga mulai mengenal Danarafi. Di kelas lain, 8-3, Ika dan Elsye bersatu. Daaan dari situlah hubungan kami semakin dekat lalu terbentuklah suatu perkumpulan atau biasa disebut “geng” tanpa disengaja. Namanya adalah The Lalers, yang terdiri dari Saya, Diska, Caca, Ajeng, Zahra, Darawira, Danarafi, Ika, Nadya, Tari, dan Elsye. Mungkin lebay, tetapi, bersama mereka hidup saya menjadi lebih indah.
 Lanjut ke kelas 9, saya sekelas lagi dengan Nadya, ditambah dengan Caca dan Ajeng. Kami bersatu di kelas 9-3. Saya dan Nadya duduk bersama lagi, Ajeng dan Caca duduk dibelakang kami. Saya suka sekali dengan kelas 9-3 karena anak-anaknya baik dan asik. Yang saya ingat dari kelas ini adalah ketika tidak ada guru, kami bukannya belajar bareng, tetapi malah sibuk bermain. Anak-anak lelaki bermain perang-perangan dengan melempar penghapus, lalu kami berempat yang takut menjadi korban akhirnya berlindung di bawah meja sambil menutupi badan kami dengan menggunakan tas. Selain kejadian-kejadian tersebut, yang saya ingat dari kelas 9-3 yang lain adalah wali kelasnya. Wali kelas kami adalah Pak Edi Sumarno alias Pak Edi. Kalau kata anak TL sih Pak Godek karena beliau suka godek-godek kepala hehe, Pak Edi juga ganteng, jadi banyak anak-anak yang suka sama dia. Akan tetapi, Pak Edi ini orangnya kalem, dingiiin kaya es, gakdeng lebay-_- saya punya pengalaman yang kurang enak sama guru ini. Jadi, waktu itu saya sedang dikasih kejutan sama TL karena saya sedang ulang tahun. Lalu Pak Edi leewat didepan kami. Teman-teman saya menyuruh saya untuk mengasih kue ultah saya ke pak Edi. Awalnya saya tidak mau karena takut Ia tidak mau tetapi teman-teman saya memaksa dan akhirnya saya memberanikan diri untuk kasih kue tersebut. Ketika saya ingin kasih kue tersebut, Pak Edi bingung, diam, lalu lanjut berjalan. Saat itu rasanya saya ingin nyebur saja ke kali di depan sekolah saya. Saya sangat malu dan ketika berbalik, teman-teman saya sedang menertawakan saya karena ditolak lalu mereka bilang saya harus sabar-___- sejak saat itu saya jadi malas sama Pak Edi dan kadang malu sendiri saat melihat beliau.
Memasuki kelas 9, hubungan The Lalers semakin dekat, dan kami juga sudah mulai dekat satu sama lain. Setiap ada anggota TL yang ulang tahun, pasti dikerjain dan dikasih kejutan. Waktu itu salah satu teman kami, Zahra, sedang berulang tahun. Saya lupa sebulan atau dua minggu sebelum ulang tahunnya dia, kami berencana untuk ngerjain dia dengan cara memusuhi dia. Kami sepakat untuk tidak meladeni Zahra saat dia ngomong dan kami juga mengejeknya ketika dia lewat. Awalnya dia masih sok asik, tapi lama-kelamaan dia risih juga dan tidak main bersama kami selama sebulan itu. Dia juga berjalan sambil nunduk ketika melewati atau berpapasan dengan kami dan tidak bertegor sapa. Selama sebulan kami terus bersikap begitu kepada Zahra lalu sampailah pada hari H, hari ulangtahunnya!!! Saat itu sedang jam istirahat. Kami diam-diam mendatangi kelasnya dan kami melihat Zahra sedang duduk menunduk sendiri di pojokan, saya sebenarnya tidak tega melihat Zahra seperti itu tetapi yaa demi kesuksesan kejutan kami jadi yaa harus tega. Kami langsung menyanyikan lagu selamat ulangtahun untuk Zahra. Ia kaget bukan main. Kami langsung menjelaskan kalau sikap kami selama sebulan itu hanya pura-pura, hanya ingin bikin dia kesel saja. Setelah tiup lilin, kami juga memberikan Zahra sebuah kado. Hari yang indah itu ditutup dengan memakan kue, berfoto, dan tertawa bersama.
Selain memberikan kejutan kepada anggota yang berulang tahun, kami juga suka bermain ke rumah-rumah anggota TL. Dari semua anggota TL, hanya rumah Ajeng dan Nadya yang belum pernah kami kunjungi. Dari semua rumah anggota TL, rumah Caca dan Diska yang paling sering menjadi korban kerusuhan kami.
1 Juni 2010 sebagai tanggal terbentukya The Lalers, dan untuk merayakan satu tahun terbentuknya TL pada tahun 2011, kami pergi ke Ancol. Kami kesana menggunakan bus Transjakarta jurusan Ancol. Kami ke sana bersepuluh karena Nadya tidak ikut. Di sana kami bermain-main di pantai. Kami bermain air dan pasir, kami juga menuliskan nama kami masing-masing di pasir. Setelah puas bermain pasir, kami makan dan berfoto bersama. Selanjutnya kami muter-muter naik perahu. Anginnya sangat kencaang, rambut kami jadi berantakan deh-_-. Di atas kapal kami bernyanyi dan menggila bersama, tidak lupa juga kami membuat video untuk Nadya. Saya dan teman-teman saya sebenarnya agak kesal dengan Nadya karena dia tidak ikut. Si Diska bahkan marah beneran sama Nadya dan dia tidak mau ngomong sama Nadya untuk waktu yang lumayan lama. Waktu sudah sore dan kami pun kembali ke rumah masing-masing.
Menurut saya, masa-masa SMP itu masa terindah dalam hidup saya.  Di SMP, saya menemukan sahabat-sahabat saya yang gila hahahaha kami suka menertawakan hal-hal yang dianggap orang lain biasa saja. Saya sangat nyaman bersama mereka, Saya tidak perlu merasa jaim di depan mereka. Oiya, sewaktu kelas 9, sekolalah saya mengadakan PM (penambahan materi) yang diadakan setiap hari setelah jam pelajaran selesai. Sebelum memulai PM, saya dan teman-teman pasti berkumpul untuk mengobrol. Biasanya kami mengobrol di depan kelas dan kalau hari Jumat, kami ngumpul di KFC di suatu mall dekat sekolah kami, Golden Truly. Di sana, kami hanya memesan minum dan selebihya hanya mengobrol sambil menunggu shalat jum’at selesai dan setelah itu kami kembali ke sekolah kami.
Waktu terus berlalu, tidak terasa Saya melaksanakan Ujian Nasional lagi. Saya lupa tepatnya tanggal berapa, yang saya ingat hanya saya datang ke sekolah lalu saya melihat beberapa polisi berjaga di sana. Sebelum melaksanakan ujian, saya dan teman-teman saya berdoa bersama agar kami diberikan kemudahan dan kelancaran dalam mengerjakan soal. Setelah selesai, kami berkumpul sebentar lalu pulang ke rumah masing-masing. Di rumah, saya tidak belajar, saya hanya membaca sekilas materi yang telah diberikan oleh guru saya. Begitulah seterusnya sampai ujian selesai. Setelah ujian berakhir, saya harus menunggu sekitar satu bulanan untuk mengetahui hasilnya. Sambil menunggu pengumuman kelulusan, ketika teman-teman saya sedang asyik liburan, saya dan beberapa teman saya (Diska, Tari, Darawira, Caca, Bagus) malah sibuk mendaftar ke SMAN 68 Jakarta. Untuk menjadi siswa disana, kami harus melewati beberapa tes terlebih dahulu. Ada tes kemampuan akademik, tes toefl, dan tes wawancara. Dari banyak orang yang mendaftar, hanya diambil 246 orang yang merupakan 246 nilai tertinggi yang sudah diurutkan pada tes kemampuan akademik.
Sebulan berlalu, tibalah waktunya pengumuman hasil Ujian Nasional. Saya ingat sekali saat itu saya sedang menemani ibu saya ke pasar lalu tiba-tiba handphone saya berbunyi. Ternyata ada pesan masuk dari teman saya. Dia mengabari bahwa saya lulus dan dia juga memberitahu nilai UN saya dan Alhamdulillah hasilnya memuaskan. Saya langsung memberitahu ibu saya saat itu juga dan ibu saya ikut senang, yeayyyy \(^.^)/ selang beberapa hari dari pengumuman hasil UN, saya mendapat kabar lagi dari teman saya kalau saya lolos dan resmi menjadi siswi SMAN 68 Jakarta. Saya sangat senang. Akhirnya perjuangan saya selama ini dan bapak saya tidak sia-sia.

Jakarta, Juli 2011
          Hari ini saya resmi menjadi anak SMA.  Yang saya pikirkan tentang masa-masa SMA adalah mempunyai banyak teman, bersenang-senang, pacaran, dan bahagia seperti sinetron di televisi. Tapi ternyata saya salah. Kehidupan SMA yang sebenarnya itu ternyata lebih berat….tugasnya. Tugas membuat laporan praktikum, hapalan, bikin presentasi, tugas kelompok dan banyak lagi. Awalnya saya agak kaget dengan sekolah ini karena siswanya pintar-pintar. Saya yang biasanya mendapat peringkat 10 besar, menjadi tidak ada peringkat. Saya sangat kecewa dengan diri saya. Lalu saya pun melakukan sedikit perubahan dan lambat laun nilai saya meningkat walaupun peningkatannya kecil.
          Di hari pertama sekolah seperti biasa diadakan pra-mos selama dua hari dengan tujuan lebih mengenal sekolah. Setelah itu diadakan MOS selama tiga hari dengan tujuan lebih mengenal teman sekelas dan menguji kekompakan kelas. Lalu dilanjutkan dengan LDKS (Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa) selama tiga hari yang berlokasi di luar Jakarta. Melalui LDKS, Saya jadi mengenal teman-teman angkatan saya, 2014 dan melalui LDKS juga saya mengerti kalau kesolidan satu angkatan sangatlah penting.
          Oiya, Saya ditempatkan di kelas X-7 dan teman sebangku saya bernama Safira Aimee Andara biasa dipanggil Aim. Aim ini anak marching band, berkerudung, memakai behel, dan suka tidur. Ya, hobi kami samaan, sama-sama suka tidur di kelas. Aim mendapat angket “tertidur” di kelas dan hal itu bertahan sampai kelas XII. Di kelas ini, saya juga mengenal Kartini, Marsha, dan Harumi. Sebenarnya masih banyak lagi, tapi mereka ini yang dekat dengan Saya. Kartini ini anaknya gembul, kalau ketawa nyaring bangeet, asik banget diajak gila-gilaan. Tini juga suka banget makan, tapi sayangnya Saya dan Tini harus pisah karena saya mengambil jurusan IPA dan Tini IPS.Temen sebangku Tini itu Harumi atau Umi. Umi ini korban kejailan si Tini, dengan kata lain sih Tini suka menindas Umi hahahaha. Walaupun begitu, mereka saling menyayangi kok hehehe. Kalau Marsha ini anaknya rajin dan pintar bangeet, walaupun begitu, dia tidak sombong dan juga dia sangat baik. Marsha suka membantu Saya kalau tidak mengerti apa yang dijelaskan oleh guru saya. Oiya, Saya, Tini, dan Marsha mempunyai panggilan masing-masing. Saya dipanggil Titut, Tini dipanggil Tindut, dan Marsha dipanggil Markim.
          Anak perempuan di X-7 disebut dengan Wekeche (cewek keche) dan anak lelakinya disebut Wokeche (cowok keche). Saya senang sekali bisa menjadi bagian dari kelas ini karena anaknya asik-asik, baik, dan juga kompak, selain itu, walikelas kami, Madame Anny, juga seseorang yang baik. Saya ingat waktu itu Madame Anny sedang berulang tahun dan kami memberikan surprise, lalu besoknya Madame Anny membagikan kami es krim.

Jakarta, Juli 2012
          Saya ditempatkan di kelas X1 IPA 2. Seperti kelas saya sebelumnya, anak-anak di kelas ini juga asik-asik dan baik. Yang Saya ingat dari kelas ini adalah paduan suaranya. Jadi, kelas ini suka dipanggil untuk menjadi paduan suara ketika upacara di walikota. Walaupun hanya dibayar dengan makanan ringan, kami tetap senang karena kami bisa bolos pelajaran pada hari Senin pagi. Kelas kami juga pernah diundang untuk menjadi paduan suara dalam acara Hari Konsumen Indonesia. Setelah tampil di acara tersebut, Saya dan teman-teman saya pergi ke Metropole untuk menonton bioskop. Waktu itu film yang kami tonton adalah Iron Man 3.
Jakarta, 2013
          Di tahun 2013, tepatnya tanggal 22 Februari saya berusia 17 tahun. Saya sangat senang karena di ulangtahun saya yang ke 17 ini saya mendapat banyak kejutan. Mulai dari teman sekelas saya, XI IPA 2, teman dekat saya, dan juga teman-teman SD saya. Alasan lainnya adalah karena saya akan mempunyai KTP. Oiya, sewaktu SMA saya mengikuti ekstrakurikuler ELPALA (Enam Lapan Pecinta Alam). Jumlah anggota angkatan saya sebanyak delapan orang, dan kami itu angkatan ke-27 dengan nama angkatan Banyu Ancala yang berarti air gunung. Diberi nama tersebut karena waktu pelantikan angkatan saya, sering sekali hujan. Saya senang sekali bisa menjadi salah satu anggota ELPALA karena kekeluargaannya sangat erat. Ketika sudah menjadi anggota, kami semua itu seperti saudara. Kami boleh memanggil anggota yang lebih tua dengan namanya tanpa embel-embel Kak.
          Juli, 2013. Saat ini saya kelas XII, tepatnya XII IPA 1. Teman sebangku saya bernama Vidya Amelia. Vidya ini teman sebangku teman saya, Dillah, waktu kelas sepuluh. Vidya ini anaknya baik banget, pinter banget, dan sabar banget. Saya dan teman saya, Rika, suka diajarin sama dia pelajaran matematika. Vidya ini jago banget matematikanya. Sekarang Vidya kuliah di salah satu universitas negeri  di Depok, tetanggaan sama kampus saya, jurusan Matematika.
          XII IPA 1 atau 1R (One Relaxation) adalah kelas yang paling asik menurut saya karena di kelas ini tidak ada lagi jaim-jaiman karena mayoritas dari kami sudah saling mengenal sebelumnya. Yang paling saya ingat dari kelas ini adalah kegilaannya. Saat jam kosong, Keiichi dkk yang terdiri dari Keiichi, Jonah, Glenn, dan Jerry suka menciptakan lagu yang bisa mengocok perut dan juga mereka suka menggebuk-gebuk meja sambil bernyanyi secara spontan sehingga menimbulkan tawa.
          Ketika kelas 12, seluruh siswa akan diberikan tugas akhir. Jurusan IPA pergi ke Gunung Halimun dan yang jurusan IPS pergi ke Badui. Saya dan teman sekelas saya pergi ke gunung Halimun. Sebelumnya, kami melakukan kunjungan dahulu ke PT PJB di Muara Karang yang kebetulan adalah kerjaan Bapak saya. Selain ke sana, sebagian kelas lainnya juga mengadakan kunjungan ke pabrik-pabrik lain. Setelah melalui perjalanan sekitar 3 jam dengan menggunakan bus, kami akhirnya sampai di suatu tempat truk-truk besar. Ternyata kami harus mengganti bus kami dengan truk agar sampai ke rumah penduduk. Kami beramai-ramai menaiki truk, berdesak-desakan, melewati jalan yang berliku-liku, dan akhirnya setelah satu jam perjalanan, sampai juga kami di rumah penduduk. Ketika sampai, saya langsung memilih kamar dan membersihkan badan.
          Keesokan harinya, saya dan teman-teman saya lainnya (satu jurusan) pergi menjelajahi hutan. Sebelumnya, kami mengadakan percobaan bertahan hidup terlebih dahulu. Setelah selesai, kami menyempatkan untuk berfoto bersama lalu kami memasuki hutan. Saat menjelajahi hutan, sangat diperlukan kekompakan dan kerjasama satu sama lain. Setelah sekitar 4jam kami menjelajahi hutan, kami sampai di tempat peristirahatan untuk makan. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan menuju air terjun. Ketika sampai di air terjun, saya langsung melepas sepatu saya dan bermain air di sana. Teman-teman saya lainnya ada yang berendam dan mandi di sana. Saya hanya merendam kaki saya dan mencuci muka saya karena saya tidak membawa baju ganti saat itu. Setelah puas bermain air, saya dan teman saya kembali ke rumah penduduk tempat kami menginap. Kami kira jaraknya tidak jauh, ternyata jaraknya jauuuuh sekali. Sesampainya di rumah penduduk, saya langsung mandi dan tidur sebentar. Sore harinya, saya dan teman sekelas saya bermain truth or dare. Sialnya, Saya kalah dalam permainan dan saya memilih dare. Saya disuruh berjoget di depan anak-anak kelas internasional dan direkam juga!! Saya sangat malu saat itu, tapi apalah daya saya tidak bisa menolak karena itulah resiko saya memilih dare. Permainan tersebut tidak berlangsung lama karena beberapa dari kami harus memasak untuk makan malam. Setelah makan malam, kami beristirahat di kamar kami masing-masing.
          Keesokan harinya, kami bersiap untuk pulang. Sebelum pulang, kami melakukan kunjungan lagi ke pabrik teh. Kami pergi ke sana menggunakan truk. Di sana, kami diberitahu bagaimana cara mengolah teh dari yang awalnya berupa daun hijau hingga menjadi serbuk-serbuk teh berwarna coklat. Kami juga diberikan kesempatan untuk mencicipi teh tersebut. Tehnya enak dan wangi. Saya juga membeli teh tersebut untuk kedua orangtua saya dirumah karena Ibu saya suka sekali minum teh.
          Kami melanjutkan perjalanan kami ke pangkalan truk untuk mengganti kendaraan. Kami kembali ke Jakarta dengan menggunakan bus dan sampai di sana malam hari. Saya sangat capek, jadi ketika sampai di rumah saya langsung membersihkan badan, shalat, lalu tidur.

Jakarta, 2014
          Tahun ini, saya kembali melaksanakan Ujian Nasional. Walaupun sudah dua kali melaksanakan UN, saya tetap saja deg-degan. Saya tidak terlalu siap dalam menghadapi UN ini karena masih ada materi yang belum saya mengerti sepenuhnya. Karena itulah NEM saya tidak begitu memuaskan, walaupun begitu saya harus tetap bersyukur karena siswa/siswi di sekolah saya lulus 100%.
          Selepas SMA, saya melanjutkan kuliah di Universitas Gunadarma jurusan Teknik Industri. Awalnya saya ingin mengambil jurusan Arsitektur tetapi ternyata kuotanya sudah penuh huhu. Saya sempat sedih karena Saya bercita-cita ingin menjadi seorang arsitek. Tetapi mungkin ini adalah jalan terbaik untuk saya.
Dari awal mendaftar sampai melakukan beberapa tes, Saya selalu ditemani oleh Bapak saya. Saat melakukan tes tertulis, saya ditemani oleh bapak saya tapi hanya sebentar karena bapak saya harus kerja. Karena Saya tidak mau menunggu sendirian, Saya memberanikan diri untuk berkenalan dengan peserta tes lainnya, Gadiza. Diza ini anaknya baik banget, asik juga. Walaupun baru kenal, tapi saya merasa dekat sama dia. Diza mengambil jurusan psikologi. Sebenarnya Diza pengen banget masuk jurusan hukum, tapi karena tidak ada jurusan itu di UG, jadinya dia mengambil jurusan psikologi. Saya kalau ada masalah suka cerita ke dia karena dia itu psikolog saya hahahaha. Tapi sekarang kami jarang bertemu karena jadwal kami yang bentrok dan lokasi kampus yang berbeda.

Oktober, 2014
          Setelah melihat kelas di BAAK, saya bergabung di kelas 1ID06 yang terdiri dari 48 anak. Wali kelasnya bernama Ibu Dessy yang juga sebagai guru Dasar Komputer dan Pemrograman 1B. Awalnya Saya tidak terlalu nyaman berada di kelas ini, mungkin karena saya belum kenal dengan anak-anaknya. Tetapi, seiring dengan berjalannya waktu, Saya sudah lumayan nyaman dengan kelas ini. Anak-anaknya baik. Anak-anak di kelas ini kebanyakan berasal dari daerah. Ada yang berasal dari Padang, Lampung, Banten, dan lain-lain. Walaupun begitu, kami tetap kompak satu sama lain.

IBU

Ibu...
Tiga huruf yang sangat berarti
Yang melahirkanku ke dunia ini
Dan merawatku dengan sepenuh hati

Ibu...
Adalah wanita yang sangat istimewa
Dan mulia hatinya
Bagai bidadari dari surga

Ibuku bukanlah seorang penyanyi
Tetapi suara lembutnya dapat membuatku terlelap
Ibuku bukanlah seorang koki yang handal
Tetapi Ia dapat memberikan makanan terbaik untuk anaknya
Ibuku juga bukan seorang pelukis
Tetapi Ia mampu mewarnai hidupku dan membuatnya lebih indah

Ibu...
Untuk tenaga yang telah kau korbankan
Untuk waktu yang telah kau luangkan
Dan untuk kasih yang telah kau berikan
Aku ucapkan
Terima kasih, Ibu


AYAH

Matahari terbit di ufuk timur
Ayam-ayam mulai berkokok
Pertanda hari sudah pagi

Pagi ini, kau bangun dengan senyum dan semangat di hati
Siap pergi untuk mencari sesuap nasi
Demi anak dan istri

Walaupun terkadang sibuk
Kau tidak pernah melupakan keluargamu
Karena bagimu, kebahagiaan keluarga adalah segalanya

Ayahku adalah pahlawanku
Yang selalu menolongku disaat aku membutuhkan
Ayahku adalah penyemangatku
Yang menguatkanku disaat aku lemah
Ayahku adalah ayahku
Seorang pria yang memiliki pipi bulat seperti telur ketika sedang tertawa
Seorang yang jarang mengucapkan sayang dan memeluk anak-anaknya
Tetapi akan sangat marah apabila ada lelaki yang melukai perasaan mereka
Itulah ayahku, ayah terbaikku